REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS -- Janji pemerintah untuk menurunkan harga daging ayam dan telur ayam ras, masih belum terealisir. Sejak pertengahan Desember 2017 hingga saat ini, harga daging dan telur ayam ras masih bertahan tinggi.
Dari pantauan di beberapa pasar tradisional wilayah Kabupaten Banyumas, harga daging ayam ras masih bertengger pada kisaran harga Rp 33 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram (kg). Dalam kondisi normal, harga daging ayam ras ini hanya berkisar Rp 27 ribu hingga Rp 29 ribu per kg.
Demikian juga dengan harga telur ayam ras, saat ini masih bertahan di tingkat harga Rp 26 ribu per kg. Sedangkan dalam kondisi normal, biasanya hanya dijual seharga Rp 20 ribu hingga Rp 21 ribu per kg.
Bambang (37), seorang pedagang kebutuhan pokok di Pasar Wage Kota Purwokerto menyebutkan, kenaikan harga daging dan telur ayam ras ini berlangsung sejak awal Desember 2017. ''Sejak awal Desember, harga daging dan telur ayam ras terus mengalami kenaikan. Namun sejak tanggal 20 Desember, kenaikan berhenti sampai tingkat harga sekarang dan berlangsung sampai saat ini,'' jelasnya.
Menurutnya, kenaikan harga daging dan telur ayam ras tersebut, biasa terjadi saat menjelang pergantiaan tahun. ''Mungkin karena banyak warga yang memiliki hajatan, sehingga kebutuhan juga meningkat,'' jelasnya.
Sedangkan mengenai pasokan, dia menilai, dalam hal pasokan sebenarnya tidak ada persoalan. ''Berapa pun yang saya minta, pasti dipenuhi pemasok. Hanya harganya memang mengalami kenaikan sejak dari pemasoknya,'' katanya.
Selain harga daging dan telur ayam ras, kebutuhan masyarakat yang juga bertahan tinggi adalah cabai. Saat ini, harha cabai merah di pasar-pasar tradisional Kabupaten Banyumas sudah mencapai Rp 34 ribu per kg, sedangkan cabai rawit mencapai Rp 23 ribu per kg. Pada November 2017 lalu, harga cabai sempat di bawah Rp 15 ribu per kg.