Kamis 28 Dec 2017 21:47 WIB

Studi Ekonomi Islam Makro Masih Dominan

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Agus Yulianto
Murniati Mukhlisin
Foto: istimewa
Murniati Mukhlisin

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Penelitian ekonomi Islam dalam lingkup makro masih jauh dominan dibanding dengan mikro. Menurut hasil studi Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia, Bogor, lebih dari 70 persen penelitian berbicara tentang ekonomi makro dan sisanya baru terkait mikro.

Rektor STEI Tazkia Murniati Mukhlisin mengatakan, tren tersebut tercipta bukan tanpa sebab. Selama ini, kata dia, masih banyak peneliti yang melihat peranan pemerintah dalam ekonomi Islam. Termasuk bagaimana memasukkan zakat, infak dan sedekah sebagai instrumen fiskal, ucapnya dalam penyampaian Research Outlook 2018 di STEI Tazkia, Bogor, Kamis (28/12).

Oleh karena itu, Murniati mengatakan, dibutuhkan lebih banyak penelitian mikro untuk menyeimbangi studi tentang ekonomi makro. Sebab, tanpa ada kajian di mikro, ekonomi makro tidak akan menghasilkan respons secara maksimal.

Selama ini, Murniati melihat, banyak peneliti yang hanya melihat secara global, tapi tidak komprehensif. Sehingga, penelitian yang ada, belum menyentuh sepenuhnya ke masyarakat, melainkan cenderung berkutat di permukaan permasalahan.

"Kondisi ini patut menjadi perhatian di kalangan peneliti. Sebab, perilaku di tiap komunitas ataupun masyarakat tentu akan berbeda-beda yang menuntut peneliti bisa melihat suatu isu dalam sudut pandang komprehensif. Misal, bagaimana mood long weekend ini berpengaruh terhadap deposito perbankan atau hal lain di sekitar," ujar Murniati.

Dalam seminar Research Outlook 2018 ini, Murniati menyampaikan ,saran dan rekomendasi penelitian di bidang ekonomi Islam untuk tahun depan. Kepala Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) STEI Tazkia, Ries Wulandari, turut menjadi pembicara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement