Senin 25 Dec 2017 09:57 WIB
Evaluasi 2017

IHSG 2017 Terdongkrak Ekonomi Dalam Negeri

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Refleksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/12). Menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, IHSG mencatat rekor baru yaitu ke posisi 6.221,01 naik 37,52 poin atau 0,61 persen.
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Refleksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/12). Menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, IHSG mencatat rekor baru yaitu ke posisi 6.221,01 naik 37,52 poin atau 0,61 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2017 cukup positif. Bahkan, IHSG mampu menorehkan rekor ke level di atas 6.000 pada 2017. Faktor internal dinilai lebih signifikan mempengaruhi kinerja IHSG sepanjang 2017.

Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, faktor internal yang mempengaruhi kinerja saham dipengaruhi kebijakan pemerintah hingga kinerja emiten.

"Faktor internal di antaranya tax amnesty, pengeluaran infrastruktur pemerintah, serta performa positif masing-masing emiten," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (24/12). Ia mengungkapkan, laba emiten tahun ini mengalami kenaikan secara keseluruhan.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi IHSG, kata dia, di antaranya kenaikan harga komoditas serta naiknya peringkat investasi Indonesia. "Investment grade Indonesia positif. Di awal tahun dinaikkan ratingnya oleh S & P (Standar & Poor's). Lalu baru-baru ini Fitch juga menaikkan rating Indonesia," ujar Wafi.  Secara keseluruhan, kata dia, fundamental ekonomi Indonesia bagus. Dengan begitu, IHSG pun ikut positif.

Analis PT Recapital Sekuritas Kiswoyo Adi Joe mengatakan, pergerakan IHSG pada tahun ini lebih didorong oleh faktor dalam negeri. "Banyak hal pendorongnya, kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi masih stabil tidak turun, inflasi rendah, tidak ada masalah makroekonomi, serta pembangunan infrastruktur yang terlihat masif," tuturnya.

Menurutnya faktor eksternal justru tidak memberikan sentimen positif bagi indeks saham. Hanya saja, fundamental ekonomi Indonesia yang semakin baik membuat Indonesia bisa merespons setiap peristiwa global yang terjadi.

"Untungnya dalam negeri bisa hadapi efek kenaikan The Fed dan lainnya," ujar Kiswoyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement