Kamis 21 Dec 2017 14:48 WIB

OJK: Industri Keuangan Tumbuh Positif

Rep: Fergi Nadira / Red: Satria K Yudha
Otoritas Jasa Keuangan memaparkan perkembangan industri jasa keuangan dalam acara Catatan Akhir Tahun OJK, di Gedung OJK, Kamis (21/12)
Foto: Fergi Nadira
Otoritas Jasa Keuangan memaparkan perkembangan industri jasa keuangan dalam acara Catatan Akhir Tahun OJK, di Gedung OJK, Kamis (21/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, industri jasa keuangan tumbuh positif pada tahun ini. Pertumbuhan tersebut tercermin dengan naiknya beberapa indikator kinerja perbankan, asuransi, hingga pasar modal. 

"Pertumbuhan sepanjang tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, ini didukung oleh permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai," ujar Wimboh dalam acara Catatan Akhir Tahun OJK, di Gedung OJK, Kamis (21/12).

Wimboh menjelaskan, berdasarkan data OJK per November 2017, rasio kecukupan permodalan (CAR) perbankan tercatat sebesar 23,54 persen. Adapun rasio solvabilitas industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing tercatat 310 persen dan 492 persen.

"Penghimpunan dana di pasar modal juga telah mencapai Rp 257,02 triliun, melebihi target 2017 sebesar Rp 217,02 triliun. Ini positif," ujarnya. 

Intermediasi perbankan pun mulai tumbuh dengan penyaluran kredit yang naik sebesar Rp 228 triliun.  Sehingga total kredit perbankan mencapai Rp 4.605 triliun atau tumbuh sebesar 7,47 persen (yoy).

Wimboh memerkirakan pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir tahun ini berada di kisaran 7 sampai 9 persen. Hal itu menurutnya disebabkan oleh konsolidasi yang dilakukan oleh perbankan nasional sehubungan dengan risiko kredit. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement