REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan meresmikan dua pembangkit listrik berbasis tenaga mikrogas di Nabire, Papua. Dua pembangkit listrik ini, kata Jonan, akan menambah pasokan listrik di Papua.
Selain menambah pasokan listrik, Jonan mengatakan pembangunan ketenagalistrikan di Papua harus menjadi prioritas. "Pembangunan di Papua merupakan salah satu simbol percepatan pembangunan Indonesia Timur, untuk pemerataan pembangunan," ujarnya seperti tertuang dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (21/12).
Proyek kelistrikan yang diresmikan itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire 20 MW dan PLTMG Jayapura 50 MW. Kehadiran PLTMG Nabire dan PLTMG Jayapura menjadikan sistem kelistrikan di wilayah Papua tersebut lebih andal dan akses listrik menjadi lebih luas.
Tambahan dua PLTMG di Papua ini diperkirakan menambah pelanggan listrik baru sebanyak 87 ribu pelanggan. Sebanyak 25 ribu pelanggan di Nabire dan 62 ribu pelanggan di Jayapura.
Untuk PLTMG Nabire, penandatangan Power Purchase Agreement (PPA) dilakukan pada 17 Maret 2017 dan beroperasi pada 8 Desember 2017. Sedangkan PPA PLTMG Jayapura ditandatangani pada 21 Desember 2016 dan beroperasi pada 24 November 2017. Dua pembangkit yang merupakan bagian dari Program 35 Ribu MW tersebut didesain untuk dapat beroperasi dengan dua jenis bahan bakar, yakni gas bumi dan High Speed Diesel (HSD).
Dengan beroperasinya dua PLTMG tersebut, maka status Program 35 Ribu MW yang telah beroperasi meningkat dari 998 MW menjadi 1.068 MW. Sedangkan proyek yang dalam tahap konstruksi sekitar 15.606 MW dan proyek yang telah PPA namun belum konstruksi sebesar 13.782 MW. Selebihnya, proyek yang masih tahap pengadaan dan perencanaan masing-masing sebesar 3.163 MW dan 2.228 MW.
Pembangunan PLTMG Nabire dan PLTMG Jayapura juga meningkatkan perekonomian setempat. "Pada saat pembangunan, total penyerapan tenaga kerja dari dua pembangkit tersebut sebanyak 1.017 orang, terdiri dari 479 tenaga kerja dari PLTMG Nabire dan 538 orang dari PLTMG Jayapura. Selain melistriki daerah, multiplier effect pembangunan juga besar," ujar Jonan.
Hingga Desember 2017, jumlah desa berlistrik di Provinsi Papua dan Papua Barat sudah mencapai 1.542 desa dari total 4.472 desa yang telah diidentifikasi. Dengan demikian, terjadi peningkatan rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik di Papua dan Papua Barat dalam dua tahun terakhir.
Untuk provinsi Papua, rasio elektrifikasi meningkat dari 45,93 persen pada 2015 menjadi 50,19 persen pada tahun ini. Demikian halnya rasio desa berlistrik yang meningkat dari 22,02 persen menjadi 29,53 persen. Sementara di provinsi Papua Barat, rasio elektrifikasi meningkat dari 82,7 persen menjadi 91,76 persen dan rasio desa berlistrik meningkat dari 32,23 persen menjadi 54,47 persen, juga dalam periode waktu tahun 2015 ke 2017.