REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bank Bukopin menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran angka tunggal pada tahun 2018 mendatang. Segmen mikro masih jadi andalan penopang laba bisnis perseroan.
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, rencana kredit 2018 tidak sampai 10 persen karena iklim bisnis juga masih biasa saja. Kalau melihat kondisi makro pun, pertumbuhan ekonomi masih 5,1-5,2 persen.
''Maka kami tidak berani tumbuh tinggi,'' kata Glen di sela-sela Rapat Kerja Anggaran 2018 Bank Bukopin di Ciawi, Bogor, Jumat (15/12).
OJK, kata Glen, memproyesksikan pertumbuhan kredit perbankan pada 2017 antar 10-12 persen. Bank Bukopin lebih hati-hati, sehingga pada 2017 ini target pertumbuhan kredit sebesar enam persen dan 2018 sebesar delapan persen.
Menurut dia, 2018 sudah mulai masuk tahun politik walau perhelatan utamanya baru akan digelar pada 2019. Iklim politik dunia juga masih belum menentu. Ditambah harga minyak belum pulih, ketidakpastian 2018 masih tinggi.
Laba Bank Bukopin masih ditopang kredit mikro dan ritel. Mikro tumbuh baik, sementara ritel juga baik tapi terkendala kualitas. Ke depan kredit mikro akan ditumbuhkan sekitar 30 persen.
''Sekarang portofolio mikro Rp 10-12 triliun dari total kredit Rp 70 triliun,'' kata Glen.
Soal sektor yang dihindari, pertambangan masih belum pulih terutama keberlanjutannya. Sehingga Bukopin masih mengamati. Sejauh ini sektor perdagangan masih jadi sasaran. Soal kualitas kredit, Glen berharap bisa membaik.