Kamis 14 Dec 2017 14:04 WIB

SKK Migas Minta Industri Hulu Migas Tekan Biaya Operasional

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
SKK Migas Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi memberikan paparannya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
SKK Migas Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi memberikan paparannya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, menjelaskan untuk dapat bertahan dalam menjalankan kegiatan di sektor hulu migas, pemerintah, investor, maupun industri pendukungnya dituntut untuk menghasilkan keputusan bisnis yang paling efektif dan efisien. Sebab menurut Amien industri hulu migas masih menghadapi tantangan besar, akibat menurunnya nilai investasi karena rendahnya harga minyak dunia yang berdampak besar pada upaya menjaga produksi migas.

Amien mengatakan tidak hanya di kegiatan inti hulu migas, SKK Migas mendorong efisiensi di segala bidang. Tidak terkecuali operasional kantor (general affairs) mulai dari sewa gedung, transportasi untuk mobilisasi pekerja, fasilitas dan peralatan kantor, fasilitas kedinasan, serta travel dan akomodasi perjalanan dinas.
 
"SKK Migas terus berusaha menjaga kesinambungan kegiatan hulu migas, berupaya untuk terus efisien di berbagai aspek, termasuk menjaga iklim investasi agar industri ini tetap menarik bagi investor," kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi saat membuka General Affairs (GA) Forum 2017 di kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (14/12).
 
Dicontohkan, SKK Migas telah melakukan efisiensi operasional. Untuk gedung, pengurangan luas area ruang kantor yang disewa menghemat Rp 70 miliar untuk lima tahun. Efisiensi anggaran untuk rapat luar kantor mulai tahun 2017 ini diperkirakan mencapai Rp 51 miliar per tahun. Sementara itu, dalam pengajuan anggaran general affairs oleh seluruh kontraktor kontrak kerja sama dalam rencana program dan anggaran (WP&B) tahun 2017, memberikan kontribusi efisiensi senilai Rp 350 miliar.
 
"Hal ini bisa dicapai melalui komunikasi dan koordinasi intensif, terbentuknya kelompok kerja, serta rekomendasi standarisasi pengelolaan general affairs," kata Kepala Divisi Fasilitas Kantor dan Keuangan, SKK Migas, Sapta Nugraha.
 
GA Forum 2017 diselenggarakan sebagai wadah bertukar pikiran dan benchmarking bagi pengelola General Affairs melibatkan pelaku industri hulu migas maupun industri lainnya. Tahun ini, kegiatan yang dihadiri 300 orang peserta ini mengangkat tema Smart Facility Management to Enhance Business Process and Eficiency.
 
Forum menghadirkan Finance and Administration Director MRT Jakarta, Tuhiyat, sebagai pembicara utama dan belasan narasumber dari SKK Migas, Unilever Indonesia, Bank Mandiri, Grab Indonesia, Microsoft Indonesia, Citilink, Chevron, dan lainnya. Selain itu, digelar pemeran yang melibatkan beberapa perusahaan, semisal Telkomsel dan Garuda Indonesia.
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement