Rabu 13 Dec 2017 16:40 WIB

Lawan Boeing, PM Kanada akan Beli Jet Bekas Australia

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
PM Kanada Justin Trudeau
Foto: EPA
PM Kanada Justin Trudeau

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Pemerintahan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menunjukkan perlawanan terhadap Boeing Co. Batal membeli 18 Super Hornets milik Boeing, Pemerintah Kanada mencari jet lain yang cukup kompetitif dengan produk Boeing.

Kanada berencana membeli 18 jet F-18 bekas dari Australia dan dalam jangka panjang akan membeli 88 jet baru untuk peremajaan. Pemerintah Kanada tidak menyebut spesifik harga dan biaya lain pembelian jet Australia yang butuh restu dari AS itu.

Langkah ini tidak lepas dari sengketa dua produsen pesawat asal AS dan Kanada, Boeing dan Bombardier. Kanada membuat pendekatan baru dengan mewanti-wanti, pelaku bisnis yang menekan ekonomi Kanada tidak akan mendapat kontrak dari sana, termasuk pesanan 88 jet baru.

''Pelaku bisnis yang mengganggu ekonomi Kanada tentu tidak akan mendapat apa-apa dari kami. Itu akan jadi pertimbangan pengadaan barang mendatang,'' kata Menteri Pengadaan Fasilitas Kanada, Carla Qualtroug, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (12/12).

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan bisa saja memberi pesanan kembali kepada Boeing jika produsen pesawat asal AS itu membatalkan tuntutan mereka terhadap Bombardier. Perdana Menteri Inggris Theresa May juga melobi Trump agar posisi Bombardier tidak dipersulit karena berdampak pada lapangan kerja.

Di sisi lain, Trudeau batal membeli jet F-5 produksi Lockheed Martin Corp karena tidak cocok dengan harganya. Jet bekas Australia lebih mendekati apa yang diinginkan Australia dan 18 jet itu diharapkan bisa mulai digunakan pada 2002 mendatang.

Menurut analis pertahanan udara Bloomberg Intelligence, George Ferguson, menyatakan, Kanada berada dalam posisi sulit, termasuk soal harga. '"Nampaknya Kanada akan terus membeli pesawat tempur bekas selama beberapa waktu ke depan,'' ungkap Ferguson.

Furguson menduga Boeing tidak akan membatalkan tuntutan mereka atas Bombardier hanya untuk mengejar pesanan dari Kanada. ''Boeing tidak akan mundur,'' kata Ferguson.

Kanada berenca akan memulai penggantian permanen armada tempur udara mereka mulai 2022.

Juru bicara Boeing sendiri menghargai sikap Pemerintah Kanada. Mereka berkomitmen terus mendukung ekosistem bisnis digantara yang sehat dan kompetisi yang adil. Sementara juru bicara Bombardier mengaku tidak terkejut dengan keputusan Pemerintah Kanada dan sikap oportunis Boeing menyerang industri dirgantara Kanada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement