Selasa 12 Dec 2017 19:06 WIB

Ini Empat Opsi Rel Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Budi Raharjo
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menggelar rapat internal bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro. Rapat tersebut melaporkan perkembangan pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pertemuan ini belum memberikan putusan apapun. Namun hanya melaporkan beberapa opsi yang diusulkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Japan International Cooperation Agency (JICA). Menurut Basuki, nantinya JICA dan duta besar Jepang untuk Indonesia akan bertemu dengan Jusuf Kalla membahas perkembangan pembangunan kereta semi cepat tersebut.

"Pak Jusuf Kalla akan ketemu dengan duta besar Jepang dan JICA untuk diskusi, karena studi JICA ada beberapa opsi dan beliau ingin menyampaikan ide. Beliau (Jusuf Kalla) sendiri yang akan bicara," ujar Basuki yang ditemui di Kantor Wakil Presiden, Selasa (12/12).

Basuki menambahkan, keputusan final mengenai pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan dilakukan usai pertemuan antara wakil presiden dengan JICA. Salah satu yang menjadi pembahasan pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya adalah penggunaan teknologi rel.

Terdapat empat opsi penggunaan rel pada kereta yang diklaim mampu melaju 160 kilometer per jam sampai 250 kilometer per jam. Empat opsi tersebut yakni peningkatan spesifikasi teknis jalur eksisting, penambahan single track narrow gauge, penambahan single track standard gauge, dan jalur baru double track standard gauge.

Basuki mengatakan, dari empat opsi tersebut pilihan pemerintah mengerucut kepada pilihan peningkatan spesifikasi teknis jalur eksisting dan penambahan single track narrow gauge. "Tapi rasanya kita tidak pakai ini (standard gauge), jadi arahnya ke eksisting atau narrow gauge tadi," kata Basuki.

Penggunaan rel sempit atau narrow gauge dan jalur eksisting mampu melajukan kereta pada kecepatan 160 kilometer per jam. Sementara, single track standard gauge dan double track standard gauge dapat melajukan kereta hingga kecepatan 220 kilometer per jam. Basuki mengatakan, rel standar gauge terlalu mahal sehingga wakil presiden mengarahkan agar menggunakan rel eksisting atau narrow gauge.

Basuki memastikan, dengan laju kecepatan 160 kilometer per jam, kereta semi cepat Jakarta-Surabaya tetap memiliki waktu tempuh antara 5 jam hingga 5,5 jam. Tak hanya itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga tengah menyiapkan pembangunan flyover maupun underpass di perlintasan sebidang sepanjang jalur yang akan dilewati oleh kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar revitalisasi rel kereta semi cepat Jakarta-Surabaya bisa dipercepat, namun biayanya tetap efisien dan kualitasnya bagus. Diharapkan pembangunan rel kereta semi cepat tersebut sudah bisa dimulai sekitar pertengahan tahun depan.

Jusuf Kalla juga memastikan dirinya akan bertemu dengan JICA untuk mengomunikasikan rencana pembangunan rel itu. "Itu Jepang sudah komitmen, ya tentu akan komunikasi (dengan JICA)," kata Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement