Selasa 12 Dec 2017 14:36 WIB

Pertamina Energy Forum 2017 Bahas Energi Berkelanjutan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Elba Damhuri
Sambutan.  Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik dalam  sambutan pembukaan Pertamina Energy Forum 2017 di Jakarta, Selasa (12/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Sambutan. Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik dalam sambutan pembukaan Pertamina Energy Forum 2017 di Jakarta, Selasa (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina menggelar Pertamina Energy Forum (PEF) 2017 sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT Pertamina ke-60. PEF akan berlangsung selama dua hari pada 12-13 Desember 2017 dengan mengusung tema "Striving Towards Sustainable Energy".

Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik, menjelaskan memasuki tahun keempat ini, PEF 2017 mengusung tema energi berkelanjutan seiring dengan mulainya pergeseran peta industri energi dunia ke arah pemanfaatan energi berkelanjutan. Di Tanah Air, tuntutan pengembangan potensi sumber energi terbarukan juga kian meningkat, seiring dengan semakin menurunnya cadangan energi fosil.

Untuk itu, Pertamina berkomitmen mengembangkan potensi energi yang melimpah di alam Indonesia. Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah menetapkan bauran energi baru terbarukan (EBT) pada 2025 sebesar 23 persen.

"Tentu, butuh konsistensi banyak pihak agar angka ini tercapai. Di sinilah Pertamina menunjukkan perannya terhadap target tersebut," ujar Elia Massa Manik dalam acara PEF 2017 di Jakarta, Selasa (12/12).

Elia mengungkapkan, persiapan Pertamina mengembangkan energi terbarukan tercantum dalam misi perusahaan, di mana tantangan sebagai perusahaan energi berkelas dunia pada 2025, tidak sekadar terfokus pada persoalan migas, tetapi juga EBT.

Menurutnya, pengembangan EBT di Indonesia harus sering dibahas bersama dengan berbagai pihak, untuk mendorong sekaligus melakukan pemetaan keperluan beragam EBT yang bisa dikembangkan di Indonesia.

"Indonesia memiliki potensi EBT yang belum banyak dimanfaatkan, apalagi dengan target pencapaian EBT di tahun 2025 sebesar 23 persen harus ditinjau kembali," kata Elia.

Untuk mencapai target tersebut, sambung dia, harus jelas pemetaannya, misalnya bicara sumber energi angin dimana sumbernya diIndonesia yang sesuai kebutuhan, begitu juga sumber energi matahari harus tepat pemetaan tempat yang cocok untuk dikembangkan.

Menurut Elia, ada sejumlah upaya yang dilakukan Pertamina dalam mengembangkan EBT, di antaranya bekerja sama dengan berbagai pihak seperti dalam pengadaan sumber daya listrik. Langkah ini akan meningkatkan akselerasi perkembangan teknologi demi tersedianya energi baru tersebut.

"Dalam target jangka menengah, pengembangan EBT Pertamina difokuskan pada geothermal, bioenergi dan solar panel," katanya.

Selama dua hari PEF 2017 akan membahas beragam informasi aktual mengenai perkembangan energi berkelanjutan. Forum ini akan membedah berbagai potensi dan inisiatif pengembangan energi berkelanjutan yang dapat dikembangkan secara masif di seluruh Indonesia.

Forum ini juga diharapkan menjadi masukan bagi Pertamina dan pelaku bisnis energi dalam merencanakan pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia.

Acara ini diperkaya dengan pembicara yang merupakan ahIi energi dari dalam dan Iuar negeri dari berbagai lembaga, di antaranya Kementerian ESDM, International Energy Agency, Center for Strategic & International Studies US, Shell, Panasonic, Marubeni Corporation, Boston Consulting Group, Patriot Energi, Mitsubishi, Toyota, dan lain sebagainya.

Kegiatan ini juga menghadirkan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, dan Menteri BUMN Rini Soemarno sebagai pembicara kunci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement