REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tindakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel dianggap bisa berdampak pada perekonomian dunia dan bisa merembet ke perekonomian Indonesia ke depannya.
"Kita tidak tahu tiba-tiba yang akan terjadi di Timur Tengah setelah tindakan Trump," ujar Co Founder & Managing Partner of CResco Research Institute, Raden Pardede saat ditemui wartawan di Hotel Atria Malang, Senin (11/12).
Pardede mengaku tak mengetahui ke arah mana Trump menginginkan dampak dari tindakannya tersebut. Dia juga tak memungkiri Timur Tengah bisa juga mengambil tindakan seperti dahulu. Dengan kata lain, mengambil keputusan menaikkan harga minyak dunia.
Menurut Pardede, keputusan Timur Tengah jelas akan mempengaruhi Indonesia. Apalagi, dia mengatakan, Indonesia saat ini masih menjadi importir atas minyak dari Timur Tengah. "Kalau harga BBM dinaikkan, sudah pasti nanti banyak diprotes," kata Pardede.
Di kesempatan itu, Pardede juga mengutarakan pendapatnya ihwal kondisi ekonomi Indonesia di tahun mendatang. Selain permasalahan Trump, problem Semenanjung Korea juga perlu diwaspadai. Jika terjadi perang, Pardede ragu Cina dan Jepang akan tinggal diam dalam melihat situasi tersebut.
"Kenapa berpengaruh? Karena ekonomi kita sangat bergantung pada Cina dan Jepang sebagai importir besar barang ke kita," tambah dia.
Dengan adanya perkiraan tersebut, Pardede menegaskan, tak ada cara lain selain tetap waspada dan hati-hati. Pertumbuhan ekonomi secara cepat di masa depan memang sulit didapatkan Indonesia."Kuncinya ada pada stabilitas," ujarnya.