REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Industri halal Filipina mungkin tak begitu dikenal di dunia. Produksi dan konsumsi produk halal di negara dengan minoritas Muslim ini memang minim.
Namun, provinsi Maguindanao yang berpenduduk mayoritas Muslim di Filipina, berusaha untuk memasuki pangsa pasar halal global. Dalam sebuah pernyataan, Gubernur Maguindanao Esmael Mangudadatu mengatakan investor Muslim sedang mengembangkan pabrik pengolahan unggas di Maguindanso, yang diperkirakan akan selesai pada akhir tahun sebagai fasilitas pertenakan pertama di negara itu.
Pengelolahan unggas ini akan melibatkan petani Muslim lokal, yang nantinya mendapatkan kontrak pemasaran yang berkelanjutan. Gubernur Mangudadatu yang memimpin usaha modal dengan melibatkan jaringan pemasok pertanian dan pemelihara unggas masyarakat yang dilatih untuk memproduksi halal.
Dengan demikian, fasilitas ini dijadwalkan untuk pembukaan pada Festival Inaul Maguindanao pada bulan Februari seperti dilansir dari Muslim Village, Ahad (10/12).
Proyek ini akan menjadi peluang bagi pendapatan bagi masyarakat yang berpartisipasi di Maguindanao. Ini juga akan mengurangi contoh konflik bersenjata saat semua orang terlibat dalam produksi masif untuk mencari nafkah.
Mangudadatu mengatakan, proyek usaha kecil tersebut mendorong warga memasang bangunan unggas dengan desain ramah lingkungan.
Fasilitas halal modern dapat mengolah hingga 30 ribu ayam, namun pada operasi pengukuhannya pabrik akan dimulai dengan 1.500 ayam dalam sehari. Daging ayam yang diproses secara lokal kemudian akan membawa label Halal Filipina.
Halal didefinisikan sebagai produk yang diperbolehkan atau sah untuk digunakan atau dikonsumsi sesuai dengan hukum Islam. Forum Halal Dunia, dalam laporannya pada 2015, mengatakan bahwa industri makanan dan minuman halal telah mencapai potensi pasar global sekitar 1,4 triliun dolar AS per tahun.