REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Wianda Pusponegoro mengatakan, pembentukan holding BUMN adalah untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi lewat kolaborasi antarperusahaan anggotanya.
"Untuk holding itu secara garis besar tujuannya adalah bagaimana kita bisa membuat BUMN menjadi lebih kuat, lincah, dan punya kemampuan besar. Tapi, itu hanya pelengkap dan tujuan utamanya adalah membuat BUMN bisa melayani masyarakat dengan lebih baik," ujar Wianda dalam diskusi bertajuk "Mengapa Perlu Holding BUMN?" di Jakarta, Selasa (5/12).
Wianda mengatakan, holding BUMN akan meningkatkan kolaborasi antar anggota yang bisa menghasilkan efisiensi. Ia mencontohkan, dalam holding pertambangan, PT Bukit Asam sebagai penghasil batu bara bisa menyediakan kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit listrik. Hal itu, ujarnya, bisa meringankan biaya kebutuhan listrik dari masing-masing anggota holding.
Selain itu, kata Wianda, pemerintah ingin BUMN menjadi perusahaan besar dan tidak hanya menjadi pemain di negara sendiri. Banyak BUMN besar seperti milik Malaysia dan Singapura sudah menjadi superholding internasional dan punya captive market di seluruh dunia. "Jadi harapannya dengan sumber daya yang kita punya, kita bisa mengarah ke situ," ujarnya.
Wianda juga membantah pendapat yang menilai kendali pemerintah akan berkurang dengan adanya holding BUMN. Ia menjelaskan, perusahaan yang akan menjadi cangkang dari holding BUMN adalah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki negara. "Yang akan menjadi cangkang holding adalah BUMN yang 100 persen punya negara. Sehingga, kontrol pemerintah tetap penuh di sana," ujar Wianda.