REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan pada angka 5,1 persen. Meski pada awal tahun pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi di atas 5,5 persen, namun hingga penghujung tahun 2017 ini, pertumbuhan ekonomi baru 5,1 persen.
Meski stagnan, Darmin menilai kondisi ekonomi Indonesia masih aman. Bahkan, jika dibandingkan dengan negara lain seperti Cina misalnya, Darmin mengatakan kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik.
Hal ini terlihat pada krisis yang terjadi pada 2008-2010, Ekonomi Cina anjlok dari angka 8 persen ke 6,7 persen. Meski ikut anjlok, Indonesia, menurut Darmin, penurunannya tak begitu jauh hanya dari 6,7 persen ke 5 persen.
"Ekonomi Indonesia sebetulnya hanya ikut melambat sampai tahun 2015. Pada 2016 sebenarnya berhasil keluar dari perlambatan itu. Memang tidak besar, tapi cukup aman," ujar Darmin di Hotel Raffles, Rabu (29/11).
Darmin menjelaskan salah satu faktor pendukung sehingga kondisi Indonesia tak begitu terpuruk adalah adanya iklim investasi yang masih diminati oleh para investor. Darmin menjelaskan perbaikan ekonomi terus terjadi karena pemerintah gencar mengundang investor melakukan investasi di bidang infrastruktur. Pembangunan infrastruktur di Indonesia dinilai cukup menarik minat investor untuk menanamkan sahamnya.
"Kita saat itu memang mendorong investasi di bidang infrastruktur. Kelebihan kita investornya ada. Kalau Anda undang investor untuk industri dan mengekspor dia akan berpikir dua kali. Tapi kalau Anda undang investor untuk bangun pelabuhan, jalan tol dan selesainya 5 tahun kemudian dan mereka lihat track record ekonomi kita dia akan mau bangun di sini," ujar Darmin.