Ahad 26 Nov 2017 15:14 WIB

Formula Baru Perhitungan Harga BBM Harus Lebih Transparan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar jenis Premium di salah satu SPBU di Jakarta.  (Antara/Hafidz Mubarak A)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar jenis Premium di salah satu SPBU di Jakarta. (Antara/Hafidz Mubarak A)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Energi Universitas Gajah Mada, Fachmi Radhi, menilai rencana pemerintah yang hendak membuat formula baru acuan harga bahan bakar minyak perlu lebih transparan lagi. Apalagi, menurut Fachmi formula baru tersebut diperuntukan untuk harga Premium.

Ia menilai, memang selama ini struktur yang memperngaruhi tarif BBM pemerintah memakai rumus variabel alfa. Variabel alfa atau biasa digunakan untuk biaya blending Premium rentan mark up selama ini. Jika pemerintah hendak melakukan evaluasi atas formula BBM maka, menurut Fahmi, variabel alfa ini yang musti ditelusuri.

"Komponen terbesar bahan dasar untuk blending Premium. Formula yang digunakan untuk menghitung HPP tidak jelas karena memasukan variabel alfa, yang rentan mark up," ujar Fahmi saat dihubungi Republika, Ahad (26/11).

Biaya blending Premium yang selama ini ada biasanya menjadi lahan untuk pihak pihak tak bertanggung jawab melakukan mark up dalam biaya blending. "Untuk harga BBM Premiun memang harus ditetapkan secara transparan. Alasannya, disamping tidak ada harga acuan, produksi Premium dilakukan dengan blending, yang memicu adanya mark up," tambah Fahmi.

Fahmi menilai ada beberapa hal yang mempengaruhi hingga membuat harga BBM saat ini yang diterima oleh masyarakat. Komponen komponen tersebut, menurut Fahmi komponen ini yang menjadi formula Pertamina dan Pemerintah dalam menetapkan harga BBM. "Kalau komponen tarif BBM sendiri paling tidak dipengaruhi oleh biaya distribusi, biaya penugasan, margin Pertamina ditetapkan 20 persen dari HPP Premium," ujar Fahmi.

Fahmi juga menjelaskan meski rencana pemerintah dalam mengevaluasi formula BBM, paling tidak hal ini memang bisa membuat harga BBM lebih efisien. Namun, hal tersebut hanya bisa berlaku di Premium yang selama ini memang pemerintah tidak transparan.

Namun, jika pemerintah mengubah formula BBM ini juga untuk Pertamax, menurut Fahmi, rencana evaluasi formula BBM tak tepat. Ia menjelaskan formula harga Pertamax sudah tidak ada masalah. "Di samping ada harga acuan, penetapan harga ditetapkan oleh mekanisme pasar. Justru blunder jika pemerintah mengotak-atik struktur harga Pertamax ke atas," ujar Fahmi.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengatakan akan melakukan evaluasi terhadap formula harga BBM. Ia menilai evaluasi ini bertujuan untuk membuat harga BBM jauh lebih efisien bagi masyarakat.

Arcandra mengatakan, ada beberapa unsur dari cost struktur BBM hingga ketemu harga yang saat ini dipasang untuk masyarakat. Nantinya, setelah cost structur BBM tersebut dievaluasi, Arcandra menjelaskan akan ada formula baru dalam menghitung harga BBM kepada masyarakat. "Formula baru. ini sedang dievaluasi. ini seperti apa cost BBM ini. biar lebih efisien harga bagi masyarakat," ujar Arcandra akhir pekan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement