REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengharapkan sebanyak 30 persen penumpang menuju Bandara Soekarno-Hatta bisa beralih menggunakan kereta api. Kereta Bandara Soetta tersebut rencananya bisa dioperasikan pada awal Desember 2017 yang dimulai dari Stasiun Sudirman Baru dan berakhir di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Sebab menurut Budi, kereta tersebut sangat efektif untuk mengurangi kepadatan penggunaan mobil pribadi yang menuju bandara. "Kereta Api Bandara ini dapat mengangkut 33.728 penumpang tiap harinya dengan fasilitas premium," kata Budi saat meninjau kereta bandara, Jumat (24/11).
Meskipun begitu, Budi menilai masih ada kekurangan yang harus diperbaiki dalam pengoperasian salah satu moda transportasi tersebut. Untuk itu ia meminta PT Railink sebagai pengelola kereta bandara untuk berkerja keras memperbaiki kekurangan yang ada sehingga target operasi dapat dilakukan pada awal Desember 2017.
Salah satu kekurangan yang perlu diperbaiki yaitu mengenai lintasan sebidang yang mesti disempurnakan. "Sebenarnya pada tanggal 25 November ini sudah bisa mulai beroperasi, tetapi kita ingin proyek ini benar-benar aman. Kita berikan kesempatan PT Railink beruji coba," jelas Budi.
Budi mengharapkan kereta bandara bisa beroperasi penuh pada Januari 2018. Pada Desember 2017, kereta bandara masih memberikan tarif yang murah yakni Rp 30.000 hingga 31 Desember 2017. Sementara tarif normal akan berlaku 1 Januari 2018 sebesar Rp 100 ribu.
Kereta bandara tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Proyek tersebut didanai dari investasi PT Railink bersama kedua induk perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Angkasa Pura II dengan total anggaran lima triliun rupiah. Kereta bandara beroperasi dengan 82 perjalanan setiap harinya dan waktu tunggu setiap 30 menit.