REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya mendukung penuh investasi yang digelontorkan Kerajaan Oman untuk pengembangan pertanian modern. Apalagi Oman berkomitmen menyerap beras dari Tasik yang selama ini mengalami surplus.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasik Muhammad Zein mengatakan kerjasama pertanian dari Oman mencakup tiga hal. Pertama, kucuran permodalan untuk pembangunan pelabuhan di Kecamatan Cikalong dan areal pertanian modern. Kedua, pemberian pelatihan pertanian modern terhadap para petani Tasik. Ketiga, kerjasama jual beli hasil produksi pertanian.
"Mereka menyentuh tiga hal yaitu permodalan, sentuhan teknologi dan pendampingan, ketiganya pasar. Mereka akan membeli pangan kita dan mereka bangun kerjasama buka pelabuhan karena itu alur yang mereka lewati memperpendek jalur daripada ke Jakarta," katanya kepada wartawan, (19/11).
Oman Berencana Investasi Rp 1,3 Triliun di Tasikmalaya
Ia menyebut pembangunan pertanian di Tasik bersifat sehat. Sehingga pertanian ditujukan supaya bebas dari pestisida berbahaya dan menggunakan sistem pertanian berkelanjutan. Ia berharap kerjasama dengan Oman dapat menjadi sasaran penjualan beras yang selama ini mengalami surplus. Selain beras, pihaknya masih mengkaji jenis komoditi pangan apa saja yang bisa diekspor ke Oman.
"Padi kami surplus 300 ribu ton, itu bagian yang akan mereka bawa. Polanya pertanian sehat, artinya tidak pakai pestisida yang membahayakan. Kalau jenis komoditi yang diekspor mereka akan ikuti jenis makanan yang baik di disini karena tidak mesti yang baik di mereka baik di kita," ujarnya.
Mengenai alasan kerjasama, ia merasa Oman menyadari bahwa dunia akan mengalami krisis pangan dalam beberapa puluh tahun ke depan. Sehingga ketimbang negaranya dilanda krisis pangan maka kerjasama dengan Tasik pun jadi opsi.
"Penduduk Oman sekitar 4,4 juta, mereka pikir untuk 20-30 tahun lagi karena dunia ke depan bisa krisis pangan, mereka mau kerjasama dengan kita," kata dia.