Sabtu 18 Nov 2017 08:49 WIB

PT Pupuk Indonesia Ancam Coret Distributor Pupuk Palsu

Pupuk bersubsidi (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Pupuk bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Pupuk Indonesia (Persero) mengancam akan memutuskan hubungan kerja sama atau mem-blacklist distributor pupuk yang menjual pupuk palsu kepada petani. Menurut Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik Meinu Sadariyo, baru-baru ini pihaknya menemukan adanya kasus peredaran pupuk palsu yang menggabungkan pupuk subsidi dengan pupuk palsu. Kemudian, pupuk itu dikemas ulang agar lebih menarik dan diminati petani.

Karena itu, menurut Meinu, Pupuk Indonesia akan meningkatkan pengawasan kepada para distributor. "Bila ditemukan, kami tidak tanggung-tangung, akan memutus hubungan kerja sama dengan mereka. Kami akan pecat, tidak lagi salurkan pupuk subsidi," ujar Meinu pada rapat koordinasi ketersediaan pupuk musim panen Oktober 2017-Maret 2018 di Hotel Hilton, Bandung, Jumat (17/11).

Meinu menjelaskan, terjadinya pemalsuan pupuk karena adanya disparitas harga yang mencolok antara pupuk subsidi dengan pupuk komersial. Saat ini, harga pupuk subsidi dijual berkisar Rp 2.000/Kg. Sementara pupuk non-subsidi bisa mencapai Rp 5.000/kg.

Sementara menurut Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Adat, peredaran pupuk palsu akan sangat merugikan petani. Walaupun kemasannya bagus, tapi kandungan pupuk tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman.

"Saya mengutuk para penjual dan pengusaha pupuk palsu itu," katanya.

Karena itu, Aas meminta pemalsu pupuk untum ditindak tegas. Karena, petani yang menggunakan pupuk palsu sama saja tidak memakai pupuk.

"Imbasnya akan berpengaruh terhadap hasil panen petani. Dari yang seharusnya dapat 6-7 ton padi per hektare, hanya mendapat dua ton per ha," katanya.

Aas berharap, petani menggunakan pupuk asli yang dijual distributor resmi. Aas berharap, petani tidak terpengaruh oleh harga pupuk yang murah dan kemasan bagus. "Bisa dihitung berapa kerugian petani akibat pupuk palsu itu," katanya.

Aas mengatakan, pihaknya menjamin suplai pupuk subsidi untuk periode tanam Oktober 2017-Maret 2018 aman. Bahkan, ketersediaan pupuk aman hingga 1,5 kali dari ketentuan, atau sekitar lima pekan.

"Dua bulan ini kami sudah persiapkan pupuk subsidi untuk memenuhi kebutuhan petani," katanya.

Stok yang ada, kata dia, masih di atas ketentuan. Stok itu, belum termasuk yang dipabrik dan gudang. Aas juga terus menjalin koordinasi dengan diibutor, agar distribusi pupuk sesuai jadwal. Koordinasi dengan distributor dan pengecer pupuk di Jabar dan Banten kali ini, merupakan bagian dari mengamankan distribusi pupuk pada musim tanam Oktober-Maret.

Karena, kata dia, distributor dan pengecer adalah rangkaian distribusi yang tidak bisa dilepaskan dari distribusi pupuk ke petani. "Kami minta jangan sampai ada kelangkaan. Setiap ada pemrintaan, harus dipenuhi," katanya.

Kapasitas produksi pupuk subsidi, kata dia, di bawah Pupuk Indonesia saat ini mencapai 9,5 juta ton per tahun. Hingga November ini, pihaknya telah menyalurkan sekitar 80 persen dari kapasitas produksi pupuk subsidi. Dalam dua bulan ke depan, pihaknya optimistis semua produk pupuk subsidi bisa tersalurkan. Meliputi urea, NPK, organik, dan lainnya.

Secara total, kapasitas produksi Pupuk Indonesia mencapai 13 juta ton per tahun. Yakni, sebanyak 9,5 juta ton untuk subsidi dan sisanya pupuk non-subsidi. N Arie Lukihardianti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement