REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- PT Bukit Asam (persero) Tbk masih menyimpan niat untuk melanjutkan produksi batu bara di situs pertambangan Ombilin 3, Sawahlunto, Sumatra Barat. Perusahaan mencari mitra atau kontraktor yang sanggup menambang batu bara dengan biaya produksi lebih murah.
Kegiatan operasional pertambangan di Ombilin, baik 1,2, dan 3, sebetulnya sudah berhenti sejak 2016 lalu. Terhentinya produksi lantaran biaya produksi yang mahal, lebih tinggi dari harga jual batu bara. Cadangan batu bara di Ombilin rata-rata berada di kedalaman 800 meter di bawah permukaan tanah.
Kondisi ini membutuhkan teknologi yang lebih canggih untuk mengeruk batu bara di kedalaman yang lebih jauh. Hal ini sempat membuat Bukit Asam merugi hingga Rp 53 miliar per tahun. Saat ini, perusahaan berupaya mencari partner yang mampu menekan biaya produksi.
Komisaris Utama PT Bukit Asam (persero) Tbk, Agus Suhartono, menjelaskan produksi batu bara di Ombilin, Sawahlunto harus menimbang-nimbang harga jual batu bara di pasar internasional. Kondisi saat ini, biaya produksi batu bara di Sawahlunto jauh lebih tinggi dibanding harga jualnya.
"Kalau belum ketemu mitra, ya saya kira kita masih akan belum produksi lagi. Tapi kalau nanti ada yang memiliki teknologi dan murah, pasti akan kami gali lagi," jelas Agus di Universitas Andalas, Kamis (16/11).
Agus menyebutkan, kemungkinan besar Bukit Asam akan mencari mitra dari luar negeri untuk menggarap lagi Ombilin 3. Sedangkan untuk Ombilin 1 dan 2, perusahaan sudah menyetop produksi. Keduanya kini difokuskan untuk destinasi wisata pertambangan. "Kemungkinan mitra luar negeri, karena dalam negeri belum ada teknologinya," ujar Agus.
Ia menambahkan, sejak dekade 1990-an perusahaan pernah melakukan riset untuk mengukur nilai ekonomi produksi batu bara di Ombilin. Hasilnya, produksi Ombilin tak lagi ekonomis bagi perusahaan. Bahkan biaya produksinya melonjak hingga 1,4 juta dolar AS per tahun. Padahal, cadangan batu bara yang terambil Ombilin baru 23 juta ton, dari cadangan totalnya 102 juta ton.
"Mungkin suatu saat kalau harga batu bara naik, dan cost produksi tetap, mungkin akan bisa diproduksi lagi. Walau tipis marginnya," katanya.
Bukit Asam sendiri berencana untuk memperpanjang Izin Usaha Pertambangan (IUP) atas Ombilin 3. Hal ini dilakukan seiring dengan pencarian partner untuk mulai menggali lagi batu bara di sana.
Di sisi lain, Bukit Asam juga fokus mengembangkan situs tambang lainnya, yakni Ombilin 1 dan 2 sebagai destinasi wisata. Langkah ini terbukti sukses. Sejak 2003 lalu, Sawahlunto mulai bertransformasi sebagai tujuan wisata berbasis sejarah tambang batu bara.