Rabu 15 Nov 2017 17:34 WIB

Pembiayaan Syariah Kian Menjanjikan pada Masa Mendatang

Rep: s bowo pribadi/ Red: Budi Raharjo
 BTPN Syariah bersama Republika menggelar talkshow bertajuk 'Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan melalui Pembiayaan Syariah' di RM Rodjo Semarang, Rabu (15/11). Talkshow menghadirkan pembicara Direktur BTPN Syafiah, Ratih Rachmawaty, Direktur Eksekutif Center of Reform in Ecinomics (CORE) Indonesia, Hendri Saparini dengan moderator Pemred Republika Online (ROL), Elba Damhuri.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
BTPN Syariah bersama Republika menggelar talkshow bertajuk 'Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan melalui Pembiayaan Syariah' di RM Rodjo Semarang, Rabu (15/11). Talkshow menghadirkan pembicara Direktur BTPN Syafiah, Ratih Rachmawaty, Direktur Eksekutif Center of Reform in Ecinomics (CORE) Indonesia, Hendri Saparini dengan moderator Pemred Republika Online (ROL), Elba Damhuri.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Direktur Eksekutif Center ofReform on Economics (CORE) Indonesia, Hendri Saparini optimistis pembiayaan syariah cukup menjanjikan di masa mendatang. Terbukti di tengah melambatnya kinerjalembaga keuangan --sebagai mediator pembiayaan sektor riilpembiayaan syariah justru tumbuh lebih baik.

"Selain itu, tren atau gelombang masyarakat untuk bersyariah sekarang ini juga semakin masif dan ada di mana-mana," ungkapnya, dalam talkshow bertajuk Inklusi Keuangan dan PemberdayaanPerempuan melalui Pembiayaan Syariah yang diselenggarakan BTPN Syariah dan Republika, di RM Rodjo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/11).

Berbicara keuangan secara umum, jelas Hendri, industri keuangan nasional saat ini relatif bagus. Setidaknya ini tercermindari pertumbuhan tahun 2017, semester pertama sampai dengan kuwartal ke-III sertapasar saham serta pasar keuangan lainnya.

Namun kalau berbicara kinerja lembagakeuangan sebagai mediator pembiayaan sektor riil, ada beberapa catatan. Sebab kinerja tahun ini tidak sebagus tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit relatif lebih rendah.

Sebenarnya ini juga tercermin dari sektor-sektor yang memang pertumbuhannya juga melambat pada tahun ini, sekitar 5, 06 persen secara nasional. Sehingga dari sisi pembiayaan pun mengalami pertumbuhan yang lebih rendah.

Namun jika melihat dari data pembiayaan syariah, ternyata menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi. "Saya kira iniharus menjadi catatan, mengapa pembiaaan syariah ini menjadi relatif lebih tinggi," katanya.

Hal ini, lanjut Hendri, salah satunya karena pembiayaan syariah umumnya-- dilakukan dengan pendampingan, sepertihalnya yang dilakukan oleh BTPN Syariah. Bahkan banyak juga lembaga keuangan syariah menggabungkan tidak hanya pembiayaan tetapi juga pendampingan.

Faktor lain yang menyebabkan pertumbuhanpembiayaan syariah lebih tinggi karena di-drive oleh Usaha Kecil Menengah (UKM)dan pembiayaan- pembiayaan kecil banyak yang dibiayai oleh keuangan syariah. "Oleh karena itu, ia cukup optimistis terhadap pembiayaan syariah ke depan," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement