Rabu 15 Nov 2017 10:14 WIB

BSM Raih Penghargaan Bank Syariah Ritel Terkuat Asia Pasifik

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas perbankan di Bank Syariah Mandiri KC Jakarta Thamrin, Jumat (3/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Aktivitas perbankan di Bank Syariah Mandiri KC Jakarta Thamrin, Jumat (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) meraih penghargaan di segmen perbankan ritel dari Cambridge Analytica sebagai The best Islamic Retail Bank dan The Strongest Islamic Bank in Asia Pacific. Penghargaan tersebut diserahkan oleh pendiri Cambridge Analytica Professor Humayon Dar kepada Direktur Distribution and Services Edwin Dwidjajanto serta SEVP Retail Banking Niken Andonowarih di Dubai, Selasa (14/11) waktu setempat.

SEVP Retail Banking Niken Andonowarihmengaku bersyukur atas penghargaan tersebut. "Tentu kami harus memperbaiki semua bisnis proses dan pendukung bisnis lainnya agar bisa menumbuhkan segmen retail banking lebih baik lagi pada masa mendatang," kata Niken melalui siaran pers, Rabu (15/11).

Sesuai rencana bisnis perusahaan pada 2016-2020, Mandiri Syariah menetapkan untuk menumbuhkan segmen ritel. Per September 2017, segmen ritel tumbuh 9,59 persen dari semula Rp 30,35 triliun pada September 2016 menjadi Rp 33,26 triliun. Pertumbuhan perbankan ritel ditopang oleh segmen konsumer yang tumbuh sebesar 21,27 persen dari semula Rp 16,3 triliun menjadi Rp 19,77 triliun per September 2017.

Di sisi lain, perusahaan tetap mendukung penumbuhan segmen Usaha Kecil dan Mikro (UKM) dengan menjaga portofolio pembiayaan di segmen tersebut sesuai ketentuan OJK sebesar 23 persen. Segmen mikro tumbuh mencapai 2,31 persen (yoy) menjadi Rp 4,23 triliun. Untuk penumbuhan usaha mikro, Mandiri Syariah akan bekerja sama dengan beberapa lembaga market place ternama seperti Tokopedia.

Saat ini, Mandiri Syariah bersama Tokopedia bekerja sama memberikan pelatihan kepada pengusaha mikro yang ingin memperluas marketing melalui Tokopedia. Pelatihan yang diberikan antara lain mengenai bagaimana mengemas, produksi, menampilkan gambar dan manajemen stok barang.

Dari sisi dana, Mandiri Syariah juga terus menjaga komposisi dana murah. Dengan komposisi dana murah, maka dana bersumber dari perorangan sehingga tidak terlalu sensitif terhadapmargin.

Pada kuartal III 2017, Mandiri Syariah membukukan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 74,75 triliun atau tumbuh 13,30 persen (yoy) dibandingkan posisi Kuartal III 2016 yang sebesar Rp 65,98 triliun.

Komposisi DPK mayoritas atau 50,75 persen merupakan dana murah (low cost fund). Total dana murah pada bulan September 2017 sebesar Rp 37,94 triliun.Pada tahun lalu di periode yang sama komposisi dana murah Mandiri Syariah sebesar 49,15 persen atau Rp 32,43 triliun.

Perusahaan juga mengandalkan produk tabungan baik Tabungan Mandiri Syariah dan Tabungan Mabrur (haji) untuk produk dana murah dengan peningkatan jumlah nasabah menjadi menjadi 7,02 juta sampai dengan September 2017.

Direktur Distribution and ServicesEdwin Dwidjajanto menyatakan, Cambridge Analytica merupakan lembaga independen sebagai cendekiawan pengembangan ekonomi Islam di Inggris. "Mereka telah melakukan analisa data dan kami bersyukur memperoleh the Strongest Islamic Bank in Asia Pacific," ucap Edwin.

CEO Cambridge Analytica Sofiza Azmi mengungkap perusahaannya telah melakukan penelitian tentang pengembangan retail banking kepada 150 lembaga keuangan syariah di dunia. Kemudian memberikan penghargaan terhadap upaya pengembangan retail banking.

Menurutnya, saat ekonomi dunia dalam kondisi tidak pasti, segmen ritel harus tetap bertumbuh untuk menopang ekonomi. "Oleh karena itu, kami mengapresiasi segala bentuk inovasi dan juga upaya menumbuhkan segmen ritel di dunia finansial," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement