Ahad 12 Nov 2017 20:08 WIB

BNI Ajak Pekerja Magang di Jepang Bangun Usaha Sendiri

Seminar yang digelar BNI di Jepang, 11-12 November 2017 ini.
Foto: BNI
Seminar yang digelar BNI di Jepang, 11-12 November 2017 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, NAGOYA -- BNI Tokyo sebagai Bank dari Indonesia yang beroperasi di Jepang menyelenggarakan seminar kewirausahaan bagi Warga Negara Indonesia yang saat ini bekerja dan menetap di Jepang. Peserta mendapatkan pembekalan lengkap tentang memulai berbisnis, sejak mempelajari kebutuhan pelanggan, memproduksi, mendapatkan pembiayaan awal, hingga mempertahankan bisnisnya.

       

Seminar berjudul "Start Your Own Business" ini diadakan di dua kota di Jepang, yaitu Nagoya dan Sendai pada 11 dan 12 November 2017. Hadir pada kedua kesempatan tersebut General Manager BNI Tokyo Eko Setyo Nugroho, Ketua Ikatan Pengusaha Eks Kenshusei (Pekerja Magang) Indonesia (Ikapeksi) Dewan Pimpinan Daerah Osaka Asriyadi Chahyadi, para pembicara yang merupakan mantan Kenshusei dan sudah sukses menjadi pengusaha serta sekitar 300  peserta seminar.

“Kami membekali pekerja magang Indonesia di Jepang dengan pengetahuan kewirausahaan, dengan membagi pengalaman berwirausaha langsung dari mantan pekerja magang Indonesia di Jepang," ujar Eko dalam siaran persnya, Ahad (12/11).

        

Asriyadi Chahyadi yang juga mantan pekerja magang di Jepang saat ini telah memiliki perusahaan di Jepang yang produknya bahkan telah dipakai pabrik pesawat di Jepang dan pabrik-pabrik lainnya di Jepang. "Pada saat saya menjadi pekerja di Jepang, saya belajar siang dan malam dalam bidang PVC sehingga skill yang saya punyai saat ini telah membuat produk saya banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Jepang," kata Asriyadi.

Pembicara lainnya, H Makmur Parakkasi, pemilik PT Alam Jaya Graha Kerawang yang juga merupakan mantan kensushei, saat ini telah memiliki ratusan karyawan dan beberapa perusahaan yang bergerak di bidang transportasi di mana pelanggannya adalah perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia.

 

“Saat saya bekerja di Jepang banyak ilmu mengenai etos kerja orang Jepang yang saya dapatkan di mana banyak dari mereka yang juga membangun usaha dari nol," kata dia.

Berkat ketekunan dan jeli melihat kebutuhan pelanggan dan kepercayaan dari pelanggan serta dukungan yang baik dari karyawan, kata Makmur, maka sekarang perusahaannya semakin berkembang. Oleh karena itu, dia berbagi pengalaman dengan kensushei yang sekarang bekerja di Jepang untuk selalu termotivasi untuk mencari ilmu yang sebanyak-banyaknya selama di Jepang.

Pengalaman usaha lainnya juga dibagikan oleh M  Guntur Halatulu, mantan kensushei di Jepang juga  yang sekarang memiliki usaha di bidang IT. "Dalam membangun usaha kita perlu jeli melihat peluang dan berani memulai usaha," pesannya.

        

Jumlah warga negara Indonesia yang saat ini menetap di Jepang kurang lebih 40 ribu orang di mana sekitar 20 ribu orang merupakan pekerja magang di perusahaan-perusahaan Jepang. Mereka magang di berbagai bidang antara lain otomotif, elektronik, pertanian, perikanan, konstruksi, dan industri pengolahan.  

Setelah kontrak mereka selama tiga tahun biasanya mereka akan kembali dan bekerja di Indonesia. Sebagian dari mereka mendirikan usaha dengan etos kerja, keahlian dan modal yang mereka kumpulkan selama menetap dan tinggal di Jepang.     

        

“Semoga seminar ini dapat memberikan bekal yang cukup bagi rekan-rekan yang ingin memulai usaha sekembalinya ke tanah air. Kami berharap setiap peserta dapat mencapai impiannya dan meraih masa depan yang cerah di masa depan dengan berbekal ilmu yang kami berikan," kata Eko.

BNI Tokyo mulai beroperasi sebagai Representative Office pada 1 Desember 1959 dan pada 1969 status kantor perwakilan Tokyo ditingkatkan menjadi kantor cabang. Dengan berubahnya status menjadi Kantor Cabang, BNI Tokyo dapat memberikan layanan jasa dan produk perbankan.

          

sumber : Siaran Pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement