Ahad 12 Nov 2017 19:32 WIB

APEC Sepakat Wujudkan Sistem Perdagangan yang Adil

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Elba Damhuri
Presiden Joko Widodo (kiri) besama Presiden China Xi Jinping (kanan) saat melakukan dialog antara Pimpinan negara ekonomi dengan APEC Business Advisory Council (ABAC) di Da Nang, Vietnam, Jumat (10/11).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Presiden Joko Widodo (kiri) besama Presiden China Xi Jinping (kanan) saat melakukan dialog antara Pimpinan negara ekonomi dengan APEC Business Advisory Council (ABAC) di Da Nang, Vietnam, Jumat (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, DA NANG -- Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) menghasilkan sejumlah kesepakatan. Persetujuan tersebut disepakati oleh 21 anggota negara APEC yang lebih condong membahas perkembangan ekonomi.

APEC ke-25 menghasilkan deklarasi untuk membangun dinamisme baru, membina masa depan bersama serta menegaskan kembali komitmen terhadap misi APEC guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yang berkelanjutan di Asia Pasifik. Selain itu juga menyadari tantangan yang signifikan yang dihadapi ekonomi kawasan.

Seperti dikutip situs resmi APEC, secara keseluruhan pertemuan pemimpin negara kawasan Asia-Pasifik menelurkan 39 butir kesepakatan. Hal itu belum ditambah dua lampiran kesepatan lain yang bertujuan untuk memajukan inklusi ekonomi, keuangan dan sosial serta pengembangan sumber daya manusia di era digital.

"Kami akan bekerja sama untuk membuat perdagangan yang lebih inklusif, mendukung membuka peluang pasar yang lebih baik dan menangani praktik perdagangan yang tidak adil," bunyi pernyataan tersebut.

Para anggota APEC juga sepakat untuk segera menghapuskan subsidi yang mendistorsi pasar serta jenis dukungan lainnya oleh pemerintah dan entitas terkait. Di samping itu, sejumlah negara juga sepakat untuk kembali menghidupkan Trans Pacific Partnership (TPP) atau perdagangan bebas Asia Pasifik.

Kesepakatan TPP dilanjutkan tanpa keikutsertakan Amerika Serikat. Presiden Donald Trump mengatakan ketidakikutsertaan Amerika untuk melindungi lapagan pekerjaan di negara mereka. Sedikitnya 11 negata seperti Jepang, Australia, Kanada, Meksiko, Singapura, Malaysia, Vietnam, Cile, Peru, Selandia Baru dan Brunei setuju dengan kesepakatan tersebut.

Menteri Perekonomian Jepang Toshimitsu Motegi berharap kesepakatan akan membawa pergerakan positif, terlebih untuk menyaingi dominiasi Cina di Asia. Dia mengatakan, TPP bertujuan untuk menghilangkan tarif pada produk industri dan pertanian di seluruh 11 blok negara dengan total perdagangan mencapai 356 miliar dolar AS tahun lalu.

Meski demikian, sekitar 20 ketentuan dari perjanjian awal telah ditangguhkan. Termasuk beberapa yang terkait dengan perlindungan hak-hak buruh dan lingkungan. Kendati, Kanada optimis keseakatan tersebut akan melindungi lapangan pekerjaan.

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, anggota APEC harus tetap setia pada tujuan pendirian organisasi. Hal itu untuk mempercepat perdagangan, liberalisasi dan memperkuat rezim perdagangan multilateral yang menyangkut perdagangan bebas diseluruh wilayah.

"Kita perlu mengambil langkah-langkah yang pasti menuju Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik sesuai dengan yang telah disepakati dan menggembar-gemborkan babak baru pembangunan di Asia Pasifik," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement