REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk menyambangi kantor Republika, Jakarta pada Jum'at (10/11). Para petinggi Ancol yang hadir diantaranya Direktur Utama Paul Tehusijarana, Direktur Keuangan Daniel Nainggolan, Kepala Departemen Corporate Secretary Agung Praptono dan Wakil Direktur Rekreasi Ancol Taman Impian Agus Sudarno.
Kunjungan disambut oleh Pemimpin Redaksi Harian Republika, Irfan Junaidi. Diawali pemaparan sejarah Republika dan hubungan yang terjalin dengan Ancol. Kemudian Paul memaparkan seluruh aspek Ancol dari sejarah, visi misi, rencana pembangunan Ancol hingga isu masuk Ancol gratis.
Paul menjelaskan bahwa kawasan Ancol memiliki beberapa kawasan, diantaranya kawasan industri, hunian dan rekreasi. Dimana 72 persen saham milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 10 persen milik publik dan 18 persen milik PT Pembangunan Jaya Ancol sendiri.
Berawal dari penggantian fungsi dari rawa-rawa, Ancol kemudian digagas oleh Presiden Soekarno sebagai tempat rekreasi dengan melimpahlan tugas pembangunan pada Badan Pelaksana Pembangunan Proyek Ancol (BP3) yang diketuai oleh Soemarno Sostroatmojo. Dilanjutkan dengan pemaparan rencana Ancol di masa mendatang.
"Dengan total lahan 528 hektare, Ancol tidak hanya sebagai tempat wisata. Dimana Ancol menjual pengunjung sebuah pengalaman yang tidak terlupakan," kata Paul.
Disinggung mengenai harga tiket masuk gratis, Paul mengaku hal tersebut bisa merugikan Ancol. "Pada awalnya memang didiskusikan untuk warga Jakarta tidak mampu, namun dengan kata gratis membuat tidak hanya warga Jakarta, namun Indonesia tertarik, padahal pendapatan kami 80 persen dari penjualan tiket," ujar dial
Selain memperkenalkan kembali Ancol, dilakukan diskusi antara Republika dengan pihak Ancol seperti pembicaraan pulau K, osmosis reverse dan zero waste yang dibuat Ancol. Kunjungan tersebut diakhiri oleh pemberian koran Harian Republika edisi khusus dari Irfan pada Paul.