Jumat 10 Nov 2017 16:50 WIB

Ini Target Joint Venture Pertamina dan Saudi Aramco

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.
Foto: ngoilgasmena.com
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.

REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Hingga kini, proses pengembangan kilang minyak Pertamina RU IV Cilacap yang dilakukan antara Pertamina dan Saudi Aramco, masih terus berlangsung. Senior Vice President (SVP) Refining Operation Pertamina Budi Santoso Syarif, menyebutkan masih dilakukan kajian untuk finalisasi joint venture tersebut.

''Mudah-mudahan, kesepakatan joint venture ini bisa selesai seluruhnya tahun 2018,'' ujarnya, saat mendampingi Dirjen Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial melakukan kunjungan ke kilang minyak Pertamina RU IV Cilacap, Jumat (10/11).

Dia menyebutlkan, pihak Saudi Aramco sebenarnya juga telah meminta agar proyek joint venture ini disepakati secepatnya. Namun, pihak Pertamina belum masih melakukan kajian-kajian lebih mendalam, terutama yang menyangkut aset milik Pertamina.

''Aset yang ada di kilang minyak Cilacap kan bukan hanya milik Pertamina. Tapi juga milik pemerintah, mengingat status Pertamina sebagai BUMN. Dengan demikian, perhitungannya harus benar-benar cermat,'' ujarnya.

Meski demikian dia menyatakan, kajian-kajian tersebut saat itu sudah mencapai tahap finalisasi. ''Mudah-mudahan, tidak sampai 2018, sudah bisa dicapai kesepakatan,'' ujarnya. Sedangkan untuk mengenai FID (final investment decision)-nya, menurut Budi Santoso, bisa dilakukan setelah proses Joint Venture selesai. Hal ini karena penetapan FID, dilakukan melalui kajian teknis.

Sementara Dirjen Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial, mengatakan pemerintah pada prinsipnya akan terus mendorong program-program yang dilakukan oleh Pertamina RU IV menuju kualitas produksi berstandar Euro 4.

''Kilang di RU IV Cilacap ini merupakan kilang terpenting di Indonesia karena yang memiliki kapasitas produksi paling besar. Dari total kapasitas kilang di Indonesia sekitar 1,1 juta barrel per hari, kilang RU IV Cilacap menyumbang 33 persen atau 348 ribu barrel per hari,'' ujarnya.

Bahkan ke depan, kata Dirjen, dengan program Refinery Development Masterplan Program (RDMP) yang antara lain pengembangan dilakukan dalam skema joint venture antara Pertamina-Saudi Aramco, Pertamina RU IV diharapkan bisa meningkatkan kapasitas produksinya dari 348 ribu barrel menjadi 400 ribu barrel per hari. ''Pemerintah menyambut baik program-program upgrading untuk menurunkan biaya produksi, sekaligus untuk meningkatkan kualitas serta nilai produksi,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement