Rabu 08 Nov 2017 13:18 WIB

Pemerintah Serap Dana Rp 6,5 Triliun dari Lelang Sukuk

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Sukuk (ilustrasi)
Foto: The middle east magazine online
Sukuk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menyerap dana sebesar Rp 6,5 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (7/11) dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 12,82 triliun. Adapun jumlah dana yang diserap tersebut berasal dari seri SPN-S08052018 (penerbitan baru), PBS013, PBS014, PBS011 dan PBS012.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan tercatat jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN-S08052018 (penerbitan baru) mencapai Rp 970 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,99 persen dan imbalan secara diskonto. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 8 Mei 2018 sebesar Rp3,74 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 4,72 persen dan tertinggi 5,75 persen.

Jumlah dimenangkan untuk seri PBS013 sebesar Rp3,92 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,87 persen dan tingkat imbalan 6,25 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2019 ini mencapai Rp5,52 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,78 persen dan tertinggi 6,00 persen.

Untuk seri PBS011 memiliki penawaran yang masuk sebesar Rp 872 miliar dengan penyerapan sebesar Rp 800 miliar. Seri SBSN yang memiliki tingkat imbalan 8,75 persen ini memiliki imbal hasil rata-rata tertimbang 6,63 persen dimana imbal terendah yang masuk 6,56 persen dan tertinggi 6,72 persen.

Untuk seri PBS012 memiliki penawaran yang masuk sebesar Rp 838,7 miliar dimana pemerintah menyerap Rp 265 miliar. Seri SBSN yang memiliki tingkat imbalan 8,875 persen dan memiliki imbal hasil rata-rata tertimbang 7,38 persen. Adapun imbal hasil terendah yang masuk 7,31 persen dan tertinggi 7,63 persen.

Untuk seri PBS014, jumlah yang dimenangkan sebesar Rp550 miliar. Adapun tingkat imbalan 6,50 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2021 ini mencapai Rp1,86 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,38 persen dan tertinggi 6,53 persen.

Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan, sebelumnya pada Oktober lalu, Pemerintah dengan jumlah seri yang sama telah menyerap dana sebesar Rp 7,00 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 13,88 triliun. Dengan demikian, nilai penawaran kali ini lebih rendah dari sebelumnya serta dengan penyerapan yang juga lebih rendah.

"Rendahnya penawaran ini seiring dengan masih adanya sikap menahan diri dan antisipasi pelaku pasar terhadap sentimen yang ada terutama dari global yang berimbas pada kondisi dalam negeri terutama pada pergerakan Rupiah dan pasar obligasi," jelas Reza kepada Republika, Rabu (8/11).

Sementara dari sisi pemerintah, kata Reza, tidak berubahnya nilai penyerapan sukuk menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan pendanaan pemerintah. Meski pelaku pasar cenderung menahan diri, pengajuan imbal hasil pun terlihat tidak lebih tinggi dari imbal hasil lelang sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement