Jumat 03 Nov 2017 18:32 WIB

BI Harapkan Komunikasi Jerome Powell Sebaik Janet Yellen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Jerome Powell, Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed).
Jerome Powell, Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan menyambut baik penunjukan Jerome Powell sebagai Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve, oleh Presiden AS Donald Trump, pada Kamis (2/11) waktu setempat atau Jumat (3/11) waktu Indonesia.

"Ini tentu kami sambut dengan baik karena kami memahami bahwa beliau itu adalah satu figur yang kurang lebih mempunyai sikap yang kurang lebih akan seperti Janet Yellen," kata Agus kepada wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (3/11).

Agus berharap jika nantinya Jerome Powell disetujui sebagai Gubernur Fed oleh oleh Senat AS, Powell akan menjadi pribadi yang banyak memberikan komunikasi perihal bagaimana pandangan dirinya sendiri maupun institusi yang dia pimpin. "Kalau Bank Indonesia kami optimistis dan menyambut baik pilihan yang akan meneruskan Janet Yellen," tegasnya.

Setelah dipilih oleh Trump, nantinya Powell akan diajukan ke Senat AS. Jika Senat menyetujui, maka Powell akan menggantikan Yellen yang jabatannya berakhir pada Februari 2018.

Agus tidak menampik jika berbagai kebijakan yang diambil AS akan berdampak pada stabilitas sistem keuangan dunia. Meski secara umum Indonesia adalah negara yang independen. Namun karena AS adalah negara besar dan dolar AS sebagai mata uang yang kuat, sehingga kebijakan yang diambil AS akan berdampak kepada stabilitas sistem keuangan dunia.

BI juga memahami ekonomi AS terus membaik, yang disusul tingkat pengangguran yang juga menurun. BI memperkirakan pada Desember 2017 akan terjadi kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate/FFR). Kemudian pada 2018 akan terjadi beberapa kali kenaikan FFR.

"Tapi tentu kami berharap bahwa nanti akan ada komunikasi yang baik dari The Fed sehingga membuat dunia itu bisa memahami dan tidak kemudian ada kejutan-kejutan yang nanti membuat ketidakpastian di stabilitas sistem keuangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement