Jumat 03 Nov 2017 03:05 WIB

Pertamina Kebut Produksi Blok Mahakam Tahun Depan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Lapangan Migas Blok Mahakam.
Foto: IST
Lapangan Migas Blok Mahakam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaketok palu penyerahan operasional Blok Mahakam dari Pemerintah kepada Pertamina pada 1 November 2017, Pertamina berencana mengebut produksi migas blok Mahakam.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik menjelaskan jika sebelumnya Blok Mahakam hanya ada sembilan sumur, tahun depan Pertamina akan menambah sumur bor sampai 14 sumur.

Peningkatan pengeboran blok Mahakam ini mengingat perlunya segera Blok Mahakam berproduksi. Jika tidak, kata Elia maka beban biaya produksi akan semakin naik karena cadangan hidrokarbon dalam sumur akan semakin menipis.
 
"Mahakam mulai 2015 sudah nggak ngebor. Itu nggak melakukan boring, kita sadar kalau 9 sumur akan kurang, jadi kita mempercepat akselerasi untuk melakukan pengeboran di tahun 2017 ini. Jadi, paling tidak kita bisa capai 14 sumur," ujar Elia di Skye Restaurant, Kamis (2/11).
 
Elia menjelaskan untuk bisa menambah sumur dan mempercepat proses drilling, Pertamina menyiapkan Cadangan Expenditur (Capex) pada 2018 mendatang sebesar 700 juta dolar Amerika. Dana ini diperlukan untuk bisa menambah modal untuk operasional penambahan sumur drilling. Sedangkan di tahun ini untuk bisa memulai proses persiapan penambahan sumur Pertamina menyiapkan 180 juta dolar Amerika pada tahun ini.
 
"Kita dapat lapangan bukan berarti langsung dapat duit, jadi musti kita dapat modal. Karena keterlambatan pengeboran di 2015 2016 ini nanti saya mau rapat, gambaran produksi sama ngebor 14 sumur di 2017 kira kira 2018 profil produksi kita berapa. Ini sedikit gambaran ambisi kedepan," ujar Elia.
 
Untuk rencana share holder sendiri, Pertamina tetap berpegang pada surat penugasan dari Kementerian ESDM kepada Pertamina saat overtaker Blok Mahakam. Direktur Hulu Migas Pertamina, Syamsu Alam menjelaskan Pertamina melakukan share down sebesar 30 persen. Lalu kepemilikan saham oleh BUMND sebesar 10 persen.
 
Meski menawarkan share holder yang artinya Pertamina perlu berpartner dalam pengoperasian blok mahakam, Namun Syamsu Alam menjelaskan Pertamina akan tetap jalan terus tanpa harus menunggu siapa partner yang berminat untuk bergabung. Nama investor kilang seperti Inpex dan Total disinyalir akan ikut serta bersama Pertamina mengelola Blok Mahakam.
 
"Sepanjang saya tahu mereka berminat, tapi mereka minta syarat, dan minatnya seperti apa tanya sama ESDM saja, karena komunikasi sama ESDM. Dengan kami ada komunikasi tapi belum berlanjut, apakah Total dan Inpex akan ikut atau tidak kita tidak bisa maksa. Apakah kita mampu mengelola mahakam? Ya, mampu, karyawan tetap disana, lalu kita ada beberapa finance ada yang mau bergabung, jadi kita tunggu sampai akhir tahun," ujar Syamsu.
 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement