Kamis 02 Nov 2017 13:20 WIB

10 Ribu Orang akan Kehilangan Pekerjaan di Inggris

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Nidia Zuraya
Kantor Bank of England.
Foto: Reuters
Kantor Bank of England.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bank sentral Inggris, Bank of England, mengumumkan pada Rabu (1/11), industri keuangan Inggris diperkirakan bakal kehilangan 10 ribu pekerjaan di hari pertama setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa (Brexit). Hal tersebut disebabkan pemerintah mendesak untuk segera mencapai kesepakatan transisi untuk memperlancar proses Brexit.

Wakil Gubernur Bank of England, Sam Woods mengimbau masyarakat perlu berhati-hati dengan transisi ini dan ia memperkirakan 10 ribu orang kehilangan pekerjaan pada hari pertama Brexit. Hal tersebut, katanya, akan berdampak sekitar dua persen tenaga kerja di Inggris di bidang perbankan dan asuransi, atau sekitar 3 persen dari mereka yang bekerja di sekitar London.

Banyak perusahaan di sektor keuangan khawatir akan dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE), yang akan jatuh tempo pada Maret 2019. Keanggotaan UE memberi perusahaan kemampuan untuk menjual produk mereka melintasi perbatasan Uni Eropa dan secara internasional.

CEO Goldman Sachs, Llyod Blankfein memperingatkan firmanya dapat memindahkan kegiatan bisnisnya dari London ke pusat keuangan Jerman di Frankfurt. Perusahaan lain juga membuat rencana kontingensi untuk mendirikan operasi di Eropa atau memindahkan staf dan kegiatan untuk menghindari kemungkinan Brexit yang tidak teratur.

Bank of England telah mendesak pemerintah untuk menyetujui kesepakatan transisi dengan UE dalam memperpanjang hubungan ekonomi dan perdagangan selama beberapa tahun setelah Brexit.

Woods mengatakan kepada anggota parlemen bahwa untuk membantu perusahaan, kesepakatan transisi harus segera disepakati, karena ini adalah 'aset terbuang'. Perusahaan akan mulai memberlakukan rencana sungguhan pada kuartal pertama tahun depan.

Woods juga memperkiraan baru-baru ini perusahaan konsultan Oliver Wyman akan kehilangan pekerjaan sebanyak 65 ribu sampai 75 ribu dalam jangka panjang layanan keuangan di Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement