REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan industri keuangan syariah mengalami peningkatan cukup signifikan pada 2017. Data Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan pangsa pasar (market share) keuangan syariah per keuangan syariah secara nasional per Agustus 2017 tercatat mencapai 8,01 persen.
Angka tersebut meningkat signifikan dibandingkan posisi pada akhir 2016 yang hanya 5,3 persen. Khusus perbankan syariah, asetnya tercatat mencapai Rp 389,74 triliun, atau menguasai pangsa pasar 5,44 persen.
Pengamat ekonomi syariah dari Karim Consulting, Adiwarman Karim, mengatakan pertumbuhan perbankan syariah pada 2018 akan lebih didorong oleh sektor infrastruktur dan pembiayaan kepemilikan rumah. Dia memproyeksikan pertumbuhan perbankan syariah pada akhir 2017 asetnya mencapai Rp 409,33 triliun atau pangsa pasarnya mencapai 5,48 persen.
Kemudian pada 2018 aset perbankan syariah diproyeksikan pada kisaran Rp 462,03 triliun sampai Rp 501,09 triliun atau pangsa pasarnya pada kisaran 5,84 persen sampai 6,33 persen.
Adiwarman menyatakan kunci pertumbuhan sektor keuangan syariah pada 2018 akan diwarnai oleh peningkatan yang sangat signifikan di sektor infrastruktur. "Nah peningkatan di sektor infrastruktur ini harus diikuti sektor lain sehingga infrastruktur nanti akan memenuhi 30 persen dari total aset perbankan syariah nasional yang akan diikuti oleh pembiayaan kepemilikan rumah yang juga 30 persen. Kira-kira begitu," kata Adiwarman kepada Republika, Selasa (31/10).
Sehingga nantinya ada keseimbangan antara sektor korporasi di infrastruktur dengan sektor perumahan. Dua sektor tersebut dipandang aman karena dua-duanya ada aset riil yang dijadikan jaminan.
Di sektor infrastruktur berupa jalan, jembatan, dan lain-lain sedangkan di sektor perumahan ada rumahnya. "Jadi ada dua sektor yang bisa melejitkan aset perbankan syariah dengan jaminan yang cukup aman," tegasnya.
Kemudian sisanya 40 persen nantinya diperkirakan bakal terbagi sekitar 20 persen dan 20 persen atau 30 persen dan 10 persen antara UKM dan Mikro. Segmen Mikro dari segi aset memang tidak bisa lari cepat seperti yang di korporasi maupun perumahan.
"Tapi mikro akan menghasilkan laba yang paling tinggi sedangkan UKM dia akan berkembang di antaranya. Jadi insyaallah tahun 2018 wajah perbankan syariah berubah," ungkapnya.
Adiwarman optimistis pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah tetap dobel digit. Sebab, sudah ada lima bank syariah yang asetnya lebih dari Rp 20 triliun. "Satu di antaranya yang pertumbuhannya 35 persen itu asetnya di atas Rp 50 triliun. Jadi dampaknya nanti bisa berasa," ujarnya.