Selasa 31 Oct 2017 00:51 WIB

Laba Danamon Meningkat Didorong Pendapatan Bunga

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Dirut Bank Danamon Sng Seow Wah bersama direksi memberikan keterangan pers tentang laporan keuangan untuk sembilan bulan pertama tahun 2017, Jakarta, Senin (30/10).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Dirut Bank Danamon Sng Seow Wah bersama direksi memberikan keterangan pers tentang laporan keuangan untuk sembilan bulan pertama tahun 2017, Jakarta, Senin (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Danamon lndonesia Tbk membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 3 triliun pada kuartal III 2017. Laba tersebut tumbuh 21 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,5 triliun.

Chief Financial Officer dan Direktur Danamon, Vera Eve Lim, mengatakan pertumbuhan laba didorong pendapatan bunga bersih (net interest income/NIM) akibat dari proses transformasi yang sedang berlanjut, pengelolaan biaya operasional yang baik, dan biaya kredit (cost of credit) yang lebih rendah.

"Cost of funding turun. Jadi suku bunga kredit tidak pernah meningkat. Semua segmen. Suku bunganya itu tidak meningkat. Bahkan di korporasi malah turun, pertama 25 persen Danamon Simpan Pinjam terus turun jadi 18 persen," kata Vera dalam acara konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III 2017 di Menara Bank Danamon, Jakarta, Senin (30/10).

Berdasarkan laporan kinerja kuartal III 2017, biaya kredit Danamon turun 25 persen (yoy) dari Rp 3,3 triliun pada kuartal III 2016 menjadi Rp 2,5 triliun. Beban operasional tercatat tumbuh nol persen yakni pada posisi Rp 6,3 triliun sama sepertu tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba tersebut juga ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 3 persen (yoy) dari Rp 10,2 triliun menjadi Rp 10,5 triliun.

Menurut Vera, Danamon terus mencatat pertumbuhan laba seiring dengan strategi perusahaan dalam mengoptimalkan operasional dan diversifikasi sumber pendapatan sesuai dengan rencana. "Kualitas aset kami menunjukkan peningkatan signifikan yang ditandai oleh penurunan biaya kredit. Pada saat yang sama, biaya dana atau cost of fund terus menurun sejalan dengan pembenahan pada pendanaan dan peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular," imbuh Vera.

Vera menjelaskan, penurunan cost of fund dipengaruhi berbagai faktor. Cost of fund tumbuh karena komposisi dana murah (CASA) Danamon meningkat. Tahun lalu porsi CASA sebanyak 33 persen sekarang menjadi 47 persen.

Vera menambahkan, portofolio kredit Danamon terus bergeser menuju segmen non-mass market. Danamon membukukan pertumbuhan pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Enterprise dan Mortgage. Kredit pada segmen UKM tumbuh 10 persen menjadi Rp 27,5 triliun. Portofolio Enterprise, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 7 persen menjadi Rp 35,7 triliun. Sementara kredit kepemilikan rumah (Mortgage) tumbuh 31 persen menjadi Rp 5,4 triliun.

Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 5 persen menjadi Rp 119,2 triliun dibandingkan setahun sebelumnya. Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 7 persen untuk roda dua dan 8 persen untuk roda empat dibandingkan setahun sebelumnya. Pembiayaan total Adira Finance sebesar Rp 44,2 triliun atau tumbuh 1 persen dibandingkan setahun sebelumnya.

"Dan untuk loan growth, kredit britel kita naik. Komersial banking juga kita meningkat. DSP memang berkurang, memang tak segemilang dulu. Pasar segmen DSP memang tidak terlalu bagus buat kita," ungkap Vera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement