Senin 30 Oct 2017 09:06 WIB

Pelindo I Yakini Laba Tahun Ini Tembus Rp 1 Triliun

Red: Nur Aini
Pekerja menggarap pembangunan 'shorebase' Pelabuhan Belawan milik PT Pelindo I, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (26/9). Pembangunan 'shorebase' seluas 10.000 meter tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan PT Pelindo I di bidang kepelabuhanan.
Foto: Irsan Mulyadi/Antara
Pekerja menggarap pembangunan 'shorebase' Pelabuhan Belawan milik PT Pelindo I, di Medan, Sumatra Utara, Selasa (26/9). Pembangunan 'shorebase' seluas 10.000 meter tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan PT Pelindo I di bidang kepelabuhanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pelindo I, Bambang Eka Cahyana memastikan laba usaha perseroan tembus di atas target Rp 1 triliun pada 2017 dari hasil kontribusi pengembangan (ekspansi bisnis) yang dilaksanakan induk dan anak usaha sampai dengan kuartal III 2017.

"Kami punya program rintisan layanan peti kemas di pelabuhan-pelabuhan utama terutama pelabuhan ibu kota provinsi. Sampai kuartal III sudah mencapai 17 ribu peti kemas, dibandingkan sebelumnya hanya mencapai 7.000 lebih," kata Bambang di Jakarta, Senin (30/10).

Dalam bincang-bincang dengan wartawan, Bambang mengatakan, layanan peti kemas internasional di Pelabuhan Belawan tumbuh 12, sedangkan untuk layanan antarpulau (domestik) tumbuh 20 persen. Tidak itu saja, kata Bambang, perusahaan juga memiliki layanan penundaan dan pemanduan untuk kapal-kapal swasta di Terminal Khusus yang juga tumbuh masing-masing 17 persen dan 13 persen, sedangkan untuk di wilayah Pelindo 1 sendiri tumbuh 7 persen.

"Atas berbagai upaya tersebut pendapatan operasi sampai dengan kuartal 3 berhasil bertumbuh 12 persen mencapai Rp 1,12 triliun, sedangkan laba usaha tumbuh 12 persen mencapai Rp 787 miiar. Dengan demikian kalau akhir tahun 2016 laba usaha tembus hampir Rp 1 triliun, estimasi kami tahun 2017 bisa di atas target Rp 1 triliun," kata Bambang menjelaskan.

Bambang mengatakan, semua prestasi yang dicapai itu bukan karena adanya kenaikan tarif karena sudah tiga tahun belum ada kenaikan tarif layanan peti kemas. Perusahaan justru membangun terminal rintisan dengan tujuan menumbuhkan ekonomi daerah yang akhirnya berkontribusi kepada peningkatan layanan pelabuhan.

Dia memberikan contoh Pelabuhan Tanjung Pinang dan Pulau Bintan kalau awalnya layanan berkisar 100 sampai 500 peti kemas per bulan, maka sampai dengan triwulan III ini sudah mencapai 2.000 peti kemas. Capaian itu berkat investasi perusahaan untuk pengadaan lapangan penumpukan dan investasi alat.

Investasi juga dilaksanakan di pelabuhan peti kemas Belawan untuk mempercepat layanan bongkar muat sehinga kapasitas meningkat tembus 1,1 juta twenty-foot equivalent (TEUs), seharusnya bisa 1,2 juta TEUs, tetapi sulit direalisasikan mengingat keterbatasan kapasitas pelabuhan penampungan.

Di pelabuhan yang sama saat ini tengah dilakukan pembangunan dermaga sepanjang 700 meter mengarah ke laut lepas dibagi dalam dua paket pekerjaan yang dikerjakan konsorsium PT Pelindo 1, PT Wijaya Karya, dan PT Hutama Karya. Paket pertama dibiayai konsorsium bank BUMN, sedangkan paket kedua dibiayai IDB.

Perkembangan pekerjaannya saat ini sudah 53 persen diharapkan sampai dengan akhir 2018 sudah dapat beroperasi, sebenarnya pertengahan 2018 sudah dapat beroperasi akan tetapi masih menunggu alat angkut (crane) Super Post Panamax berkapasitas 1,1 juta TEUs, dengan ekpansi ini maka kapasitas di terminal peti kemas internasional Belawan akan bertambah menjadi 2 juta TEUs.

Penambahan peralatan juga terus dilaksanakan di cabang-cabang terminal peti kemas Pelindo 1 seperti Tanjung Pinang, Sibolga, Kijang, dan Perawang. "Tingginya pengiriman barang menggunakan layanan peti kemas sebagai cara yang paling murah dan aman harus diantisipasi melalui peningkatan pelayanan," kata Bambang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement