REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beroperasinya stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) baru di Indonesia mendapat sambutan baik Pertamina. VP Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan Pertamina sudah lama welcome dengan persaingan yang fair termasuk memenangkan persaingan dengan mengakuisisi SPBU lain.
Jadi, kata Adiatma, kehadiran pesaing baru tidak masalah bagi Pertamina asal mereka mendapat perlakuan sama seperti SPBU Pertamina. "Masalahnya adalah mengapa sekarang pesaing diizinkan menjual Premium 88 di tempat-tempat gemuk tanpa ada perlakuan seimbang untuk juga melayani wilayah non-Jawa Maduri dan Bali," kata Adiatma, Rabu (25/10).
Dry Gasoline 88, kata dia, sudah menjadi target bersama dengan pemerintah cq Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk dihapus. Alasannya, terkait dengan isu kebutuhan mesin otomotif dan isu baku mutu lingkungan. Yang terjadi sekarang malah ada pemain baru mendapat izin mengoperasikan SPBU dengan menjual bensin jenis Ron 88.
Adiatma menegaskan, jika ini dibiarkan maka akan sangat merugikan Pertamina dari sisi beban distribusi Premium 88 yang merugi dan hanya memberikan rente ekonomi kepada segelintir pemain. "Di sini, Pertamina jelas menolak unfairness dalam berkompetisi," kata Adiatma.
Jakarta kedatangan pemain baru SPBU dengan masuknya SPBU Vivo yang akan beroperasi resmi hari ini di Cilangkap, Jakarta Timur. SPBU Vivo menjual produk bensin mulai dari RON 88, 90, hingga 92. Berbeda dengan SPBU Pertamina yang memiliki kewajiban beroperasi di daerah terpencil dan pelosok, SPBU baru ini tidak mendapat kewajiban itu.
Dengan menjual bensin dengan jenis RON 88 berarti SPBU Vivo mendapat penugasan khusus dari pemerintah. Karena, penjualan bensin RON 88 tidak bisa sembarangan kecuali ada mandat dari pemerintah.
Vivo sebelulmnya sempat beroperasi namun ditutup karena ada masalah izin. Kemudian, setelah mendapat izin lagi, SPBU yang disebut milik Belanda ini bisa beroperasi lagi.