Selasa 24 Oct 2017 04:11 WIB

Lebih 1.500 Pebisnis dari 23 Negara Hadiri IPOC di Bali

Kelapa sawit
Kelapa sawit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lebih dari 1.500 pelaku bisnis dari 23 negara menghadiri 13th IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) and 2018 Price Outlook di Bali Nusa Dua Convention Center pada 1 - 3 November 2017 mendatang. Para pebisnis itu berasal dari sektor usaha dalam mata rantai industri kelapa sawit. Yang istimewa, IPOC tahun ini juga dihadiri perwakilan petani kelapa sawit. 

Rencananya, konferensi sawit terbesar di dunia ini akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Sejumlah menteri lain yang dijadwalkan hadir antara lain Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI Sofyan A Djalil. Selain itu, sejumlah pakar ekonomi dan komoditas dunia ikut menjadi pembicara dalam konferensi yang menjadi rujukan pelaku bisnis dunia tersebut. 

"Tahun ini kami mengambil tema Growth through Productivity: Partnership with Smallholders. Dari tema ini kita akan mendapatkan insight bagaimana pengelolaan perkebunan kelapa sawit di masa mendatang sesuai dengan tuntutan global yang semakin concern dengan isu-isu keberlanjutan. Terutama hubungan antara perusahaan dengan petani,” kata Chairperson IPOC 2017, Mona Surya, dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Senin (23/10). 

Mona menambahkan,  IPOC adalah konferensi sawit internasional yang diselenggarakan setiap tahun oleh GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia). Menurutnya, Menko Perekonomian Darmin Nasution akan menyampaikan sambutan pembuka dengan memaparkan arahan kebijakan pemerintah terkait pengembangan industri kelapa sawit nasional. "Ini karena peran industri minyak sawit yang semakin besar terhadap perekonomian nasional baik dalam hal sumbangan devisa ekspor, pengentasan kemiskinan, maupun penyerapan tenaga kerja."

Sementara itu, Menteri Agraria Sofyan Djalil akan menyampaikan paparan terkait kebijakan tata ruang yang menjadi landasan pengembangan industri minyak sawit di Indonesia. “Kami bersyukur karena jumlah peserta konferensi tahun ini tidak kalah dengan IPOC tahun lalu, selain itu 96 booth sudah sold out dari total 98 booth pameran yang tersedia. Isu-isu minyak sawit menjadi isu yang mendapat perhatian besar dari para pelaku usaha di seluruh dunia,” kata dia yang juga CEO PT Minanga Ogan ini. Mona menyampaikan hal ini menanggapi concern terkait kemungkinan erupsi Gunung Agung.

Selain menteri dan pejabat negara, sejumlah pakar akan menjadi pembicara dalam konferensi selama dua hari tersebut. Di antaranya Alexandre P. Cooman (Cenipalma), Dato’ Dzulkifli Abd Wahab (Felda), perwakilan dari Bank Mandiri, Rino Afrino (Apkasindo/ Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia), Mahendra Siregar (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC), dan Dr Sri Adiningsih (Dewan Pertimbangan Presiden). 

Selain itu juga tampil sebagai pembicara adalah Bayu Krisnamurthi (Indonesian Societyof Agricultural Economics/Perhepi), Dono Boestami (Oil Palm Plantation Fund Management Agency/BPDPKS), Dodi Reza Alex Noerdin (Bupati Musi Banyuasin), Suroso Rahutomo (Peneliti PPKS), Mariadaniela Bolanos (Grepalma), Thomas Mielke, ISTA Mielke GmbH (Oil World), James Fry (LMC International Ltd Inggris), Rasheed Janmohammad (Pakistan Edible Oil Refiners Association/PEORA), dan Dorab Mistry (Godrej International Ltd, Inggris).

“Para pembicara dari luar negeri sebagian sudah beberapa kali menjadi pembicara dalam IPOC, namun ada beberapa yang baru. Salah satunya James Fry yang analisisnya selalu dinanti para peserta,” tambahnya.

Tidak hanya konferensi, IPOC 2017 juga akan diramaikan dengan pameran yang diikuti oleh perusahaan dari berbagai sektor dalam mata rantai industri kelapa sawit. Selain itu, untuk memeriahkan acara seperti IPOC tahun sebelumnya, sehari sebelum konferensi dibuka, digelar turnamen golf di New Kuta Golf, Bali. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement