Senin 23 Oct 2017 17:59 WIB

Ini Penjelasan Pertamina Soal Elpiji 3 Kg Langka di Sumut

Rep: Issha Harruma/ Red: Endro Yuwanto
Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).
Foto: epublika/Darmawan
Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Minimnya stok elpiji 3 kilogram (kg) di Sumatra Utara (Sumut) saat ini disebut sebagai dampak pemangkasan kuota dari pemerintah. Hal ini disampaikan oleh Officer Communication & Relations PT Pertamina MOR I Sumbagut, Arya Yusa Dwicandra.

Arya mengatakan, tahun ini kuota yang ditetapkan pemerintah untuk subsidi elpiji 3 kg sebenarnya cukup besar, yakni Rp 40 triliun atau jika dikonversikan ke gas mencapai 7 juta metrik ton (MT). Namun, kenaikan harga minyak bumi dan melemahnya kurs rupiah akhirnya membuat kuota terpangkas hingga 800 ribu MT menjadi hanya 6,2 juta MT.

"Sampai Juni 2017 (semester 1), kami sudah menyalurkan 3,4 juta MT. Sebenarnya, kalau kuotanya masih tetap 7 juta, harusnya sampai akhir tahun cukup. Karena 3,4 juta dikalikan 2 (semester 2) kan baru 6,8 juta MT, masih ada sisa 200 ribu lebih untuk stok. Tapi karena ada pemangkasan, jadi ada kekurangan," kata Arya, Senin (23/10).

Arya menyebutkan, saat ini, stok elpiji 3 kg untuk wilayah Sumut hanya tersisa sekitar 80 ribu MT. Kondisi ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sumut hingga akhir 2017. Hal ini dikarenakan kebutuhan rata-rata per bulan di Sumut mencapai 30 ribu MT. "Jadi memang kami musti menahan stok agar cukup sampai Desember 2017. Kalau kami tetap jor-joran menyalurkannya, bisa-bisa nanti waktu Natal dan Tahun Baru stok sudah habis," ujar dia.

Arya menjelaskan, secara nasional hingga kini PT Pertamina telah menyalurkan sekitar 5 juta MT. Masih ada sisa stok untuk dikelola agar cukup hingga akhir tahun kelak. "Masih ada sisa 1 juta MT lagi yang harus kami kelola dengan baik agar sampai akhir tahun cukup. Termasuk untuk Natal dan Tahun Baru," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement