Ahad 22 Oct 2017 14:03 WIB

Geger Cina Redup, Bitcoin Melonjak ke Rekor Puncak

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Elba Damhuri
Bitcoin
Bitcoin

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bitcoin melonjak ke rekor puncak yakni lebih dari 6.000 dolar AS pada Jumat (20/10) lalu. Kenaikan ini mendorong kapitalisasi pasar bitcoin menjadi 100 miliar dolar AS. Hal tersebut menunjukkan permintaan terhadap crypto currency mulai meningkat.

Mata uang digital tersebut telah meningkat 500 persen pada tahun ini, lebih tinggi daripada aset perdagangan lainnya. Meskipun bitcoin sangat rentan, di saat tertentu mata uang ini pernah membukukan keuntungan sebesar 26 persen dan kerugian 16 persen.

Salah satu pendiri situs analisis data Cryptocompare di London, Charles Hayter mengatakan, banyak faktor yang mendorong terjadinya kenaikan nilai bitcoin. Dia berharap Pemerintah Cina bisa memberikan kelonggaran peraturan terhadap mata uang kripto ini sehingga kapitalisasi pasarnya bisa lebih meluas.

Sebelumnya, Pemerintah Cina telah melarang praktik bitcoin karena dinilai memiliki risiko tinggi.

"Ketakutan Cina mulai memudar sehingga harga bitcoin melonjak serta didorong oleh permintaan dan pembeli yang memasuki pasar," ujar Hayter dilansir Reuters, Ahad (22/10).

Wakil Presiden Protokol Pemasaran di Sweetbridge Jason English mengatakan, larangan Cina terhadap praktik bitcoin bersifat sementara. Menurutnya, Cina tidak ingin ketinggalan dari pasar mata uang digital atau pengembangan aplikasi secara umum.

"Sebanyak 60 persen pertambahan bitcoin global terjadi di Cina, oleh karena itu banyak investasi besar di proyek ICO juga datang dari pemegang mata uang kripto di Cina, baik secara langsung maupun tidak langsung," kata English.

Bitcoin merupakan mata uang digital yang digunakan sebagai investasi atau digunakan sebagai pondasi untuk aplikasi masa depan melalui blockchain. Blockchain adalah buku besar transaksi digital. Meski masih dianggap berisiko, jumlah bitcoin yang beredar secara global diperkirakan tidak akand melebihi 21 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement