Selasa 17 Oct 2017 16:05 WIB

PLN Komitmen Dukung Program Listrik 35 Ribu MW

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Budi Raharjo
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) dan Bupati Serang Tatu Chasanah (kedua kanan) berbincang dengan Dirut PT PLN Sofyan Basir (kedua kiri) saat meninjau lokasi proyek PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di Desa Terate, Serang, Banten, Kamis (5/10).
Foto: Antara/Asep Faturahman
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) dan Bupati Serang Tatu Chasanah (kedua kanan) berbincang dengan Dirut PT PLN Sofyan Basir (kedua kiri) saat meninjau lokasi proyek PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di Desa Terate, Serang, Banten, Kamis (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan pihaknya tetap berkomitmen mendukung program listrik 35 ribu megawatt (MW) yang diinginkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Meskipun begitu, Syofvi menuturkan untuk saat ini masih perlu penyesuaian yang harus dilakukan untuk mewujudkan program tersebut.

"Tapi kalau melihat perkembangan pertumbuhan energi yang ada saat ini memang tidak sesuai dengan ekspektasi yang kami harapkan saat menyatakan akan mendukung program tersebut. Sehingga memang saat ini butuh penyesuaian," kata Syofvi di Kantor Pusat PLN, Selasa (17/10).

Dia menegaskan, untuk saat ini PLN juga masih harus mengatur ritme jangan sampai berlebihan. Sebab, lanjut Syofvi, PLN harus melakukan review terhadap beban yang ada saat ini. Meskipun begitu, ia percaya pertumbuhan kelistrikan akan mendorong perekonomian juga.

Syofvi pun masih enggan berapa megawatt yang akan disesuaikan nantinya. "Belum ya, kalau sekarang masih dalam penghitungan kami. PLN juga masih harus berpikir bagaimana meningkatkan pertumbuhan penjualan listrik kami sendiri," tutur Syofvi.

Seperti halnya proyek-proyek yang tengah digarap oleh PLN, Syofvi memastikan saat ini setiap tahun masih terus direvisi. Revisi tersebut akan disesuaikan dengan beban PLN sehingga masih berada dalam tahap evaluasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement