REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan telekomunikasi berbasis digital PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) hari ini mengumumkan rencana penerbitan saham baru diikuti waran. Penerbitan itu akan dilakukan lewat mekanisme right issue atau Penambahan Modal Hak Memesan Efek Terlebih dahulu (PMHMETD).
Nantinya, MKNT akan menerbitkan sebanyak-banyaknya empat miliar saham baru dengan harga Rp 20 per lembar saham. Penerbitan saham ini juga akan diikuti dengan opsi waran kepada pemegang saham lama.
Direktur Utama MKNT Jefri Junaedi menyatakan, keputusan right issue merupakan langkah strategis perseroan untuk mendapatkan suntikan dana segar dari investor. Penerbitan saham diikuti waran ditargetkan bisa meraup dana senilai Rp 1,2 triliun yang diperoleh dari penerbitan saham sebanyak Rp 600 miliar dan Rp 612,5 miliar dari waran.
Rencananya, dana aksi korporasi itu akan digunakan untuk penguatan modal kerja anak usaha. Alokasi utama dana dari right issue akan kami arahkan ke belanja modal anak usaha. "Kami melihat produktivitas anak usaha sangat tinggi sehingga diperlukan dukungan finansial misalnya untuk tambahan stok pembelian pulsa," jelas Jefri melalui siaran pers, Senin (16/10). Kini MKNT memiliki tiga entitas anak usaha, yaitu PT Kioson Komersial Indonesia Tbk, PT Mitra Sarana Berkat (MSB), dan PT Mitra Telindo Nusantara (MTN).
Penerbitan saham diikuti waran ini, kata dia, membuka kesempatan bagi pemilik saham lama MKNT untuk menambah asetnya. Rasio yang ditetapkan perseroan yaitu setiap pemegang dua puluh saham lama berhak atas delapan saham baru ditambah tujuh lembar waran.
Maka, MKNT berencana menerbitkan 1,75 miliar lembar waran demi menarik minat investor loyal MKNT. Perseroan pun telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada hari ini (16/10).
"Selain memberikan restu untuk menambah saham baru, RUPSLB juga menghasilkan keputusan perubahan struktur organisasi baru Perseroan," ujar Jefri. Hasil RUPSLB yang digelar di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta tersebut menyetujui pengangkatan Syarif Syarial Ahmad sebagai Direktur Independen menggantikan Direktur sebelumnya Ivan Ekancono.
Setelah mengantongi izin dari pemegang saham, MKNT kemudian akan mulai menyusun rencana jadwal penerbitan saham baru tersebut serta target harga penawaran saham baru dan waran. Perseroan mematok agenda pelaksanaan right issue MKNT maksimal dilakukan tahun depan.
Berdiri sejak 2008, kini bisnis MKNT fokus kepada tiga aspek utama di industri telekomunikasi yakni perdagangan umum telepon seluler (ponsel), gadget (smartphone, tablet), dan voucher isi ulang. Perseroan bekerja sama pula dengan operator telekomunikasi PT Telkomsel Indonesia Tbk dalam mendistribusikan voucher isi ulang dengan Produk Ponsel Perseroan, maupun dijual secara wholesale atau retail langsung kepada pengguna.