REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG --Indonesia dan Maroko tengah menjajaki kerja sama bilateral Preferential Trade Agreement (PTA). Pembahasan awal mengenai rencana kerja sama tersebut telah dilakukan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Jumat (13/10).
Mendag mengatakan, salah satu komoditi utama yang diminati Maroko dari Indonesia adalah kopi dan produk olahannya. "Tahun ini kami akan segera kirimkan surat ke Kementerian Perdagangan Maroko untuk mengusulkan (kerja sama)," ujarnya.
Namun begitu, Enggar mengatakan, pembahasan detil mengenai kerja sama PTA baru dapat dimulai tahun depan. Ia menargetkan, implementasi kerja sama dengan Maroko sudah dapat dilaksanakan mulai akhir tahun 2018 mendatang.
Bagi Indonesia, Maroko memiliki potensi menjadi mitra dagang strategis karena lokasinya yang berada di hub. Maroko, kata Mendag, dapat menjadi pintu masuk bagi produk-produk Indonesia untuk masuk ke pasar Afrika.
Indonesia memang tengah gencar menjajaki peluang kerja sama perdagangan dengan negara-negara baru demi mendorong kinerja ekspor. Sebelumnya, pada Kamis (12/10) kemarin, Mendag juga telah melakukan pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri Turki Fikri Isik untuk membahas rencana kerja sama perdagangan serupa.