Kamis 12 Oct 2017 17:13 WIB

Kementan Ajak Generasi Muda Bertani

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Kepala BKP Agung Hendriadi dalam acara 1st International Conference on Applied Science for Energy and Food Sovereignty di IPB ICC Bogor, Kamis (12/10).
Foto: kementan
Kepala BKP Agung Hendriadi dalam acara 1st International Conference on Applied Science for Energy and Food Sovereignty di IPB ICC Bogor, Kamis (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian mengajak mahasiswa dan generasi muda untuk menekuni dan terjun di bidang pertanian. Hal tersebut sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan berlandaskan kedaulatan dan kemandirian pangan.

"Jadilah petani yang keren dan kaya melalui pertanian modern," ujar Kepala BKP Agung Hendriadi dalam acara 1st International Conference on Applied Science for Energy and Food Sovereignty di IPB ICC Bogor, Kamis (12/10).

Apalagi, peningkatan kedaulatan pangan merupakan salah satu point dari agenda ketujuh Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK. Pembangunan ketahanan pangan dan pengaturan kebijakan pangan yang dikeluarkan pemerintah pun, selain bertujuan untuk mensejahterakan petani, tapi juga untuk mewujudkan kedaulatanan pangan.

Ia menambahkan, berbagai tujuan pembangunan pertanian yang dilakukan seperti upaya meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi dan meningkatkan pendapatan dan kesehteraan petani.

"Semua pembangunan pertanian yang dilakukan tidak hanya untuk mencukupi ketersediaan pangan di dalam negeri, tetapi juga bagaimana kita tingkatkan kesejahteraan petani," ujar Agung.

Pihaknya pun melakukan berbagai terobosan guna mencapai pembangunan pertanian dan ketahanan pangan nasional dengan pengadaan alat dan mesin pertanian sebanyak 180 ribu unit, rehabilitasi jaringan irigasi sluas 3,05 juta hektare, peningkatan indeks pertanaman dan asuransi pertanian yang mencapai 675 ribu hektare.

Terobosan lainnya adalah pembangunan lumbung pangan perbatasan, integrasi jagung dan sawit, peningkatan produksi daging melalui Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB), pembangunan 3.771 unit embung/long storage/dam parit, pengadaan benih ungul untuk padi, jagung, kedelai, cabai, bawang dan lainnya, pengendalian impor pangan strategis dan stabilitasi harga pangan melalui Toko Tani Indonesia (TTI).

Melalui berbagai terobosan tersebut, diakuinya telah memberi hal positif terhadap pembanguan pertanian dan ketahanan pangan. "Sehingga (terobosan tersebut-red) sangat penting sebagai modal dasar untuk mencapai Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia tahun 2045," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement