Rabu 04 Oct 2017 18:40 WIB

IHSG Catat Rekor Baru ke Level 5.951,47

Red: Nur Aini
Layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (3/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (4/10) ditutup melanjutkan penguatanya sehingga kembali mencatatkan rekor baru menjadi ke posisi 5.951,47 poin. IHSG BEI ditutup menguat 12,02 poin atau 0,20 persen menjadi 5.951,47 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 2,16 poin (0,21 persen) menjadi 991,96 poin.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia level IHSG tertinggi sebelumnya berada di posisi 5.939,45 poin, yakni pada 3 Oktober 2017 kemarin. "Rekor tertinggi baru kembali dicatatkan IHSG, optimisme pasar terhadap fundamental ekonomi nasional yang positif memicu investor melanjutkan aksi beli saham," kata analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya di Jakarta, Rabu.

William Surya Wijaya mengatakan bahwa data ekonomi yang telah diumumkan seperti inflasi yang terjaga, tren surplus neraca perdagangan Indonesia, cadangan devisa Indonesia yang terus meningkat serta pergerakan rupiah yang relatif stabil menjadi salah satu faktor yang menjaga optimisme investor. Ia menambahkan bahwa salah satu data yang sedang dinanti pasar saat ini, yakni data perekonomian tentang indeks kepercayaan konsumen di September 2017. Data yang meningkat dapat mendorong IHSG kembali melanjutkan penguatan.

Ia mengharapkan bahwa sentimen dalam negeri yang positif itu dapat memicu investor asing kembali masuk ke pasar saham, sehingga dapat mendorong IHSG mencatatkan kinerja yang lebih baik lagi. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada (Rabu, 4/10), investor asing kembali mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp 471,19 miliar.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan bahwa IHSG menguat dipimpin saham-saham sektor pertambangan yang diikuti oleh saham-saham sektor pertanian, dan properti. "Pandangan investor mengenai prospek emiten pertambangan cukup positif setelah rencana pemerintah yang merelaksasi tarif pajak penghasilan penambang," katanya.

Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 288.477 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,211 miliar lembar saham senilai Rp 6,033 triliun. Sebanyak 205 saham naik, 126 saham menurun, dan 112 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan. Sementara di bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei naik 12,59 poin (0,06 persen) ke 20.626,66, indeks Hang Seng menguat 205,97 poin (0,73 persen) ke 28.379,18, dan Straits Times melemah 9,43 poin (0,29 persen) ke posisi 3.236,65.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement