Sabtu 30 Sep 2017 02:36 WIB

Indonesia-Iran Bahas Penurunan Tarif Ekspor

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Gita Amanda
Kelapa sawit merupakan salah satu ekspor utama Indonesia ke Iran (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kelapa sawit merupakan salah satu ekspor utama Indonesia ke Iran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Iran kembali melakukan pertemuan untuk membahas kerja sama perdagangan kedua negara yang disebut Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (PTA). Dalam perundingan putaran ke-empat yang berlangsung di Jakarta pada 28-30 September itu, delegasi kedua negara membahas penurunan tarif ekspor Indonesia ke Iran yang dinilai masih cukup tinggi, yakni mulai dari lima persen sampai 55 persen.

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan (Kemendag), Ni Made Ayu Marthini mengatakan, selain tarif ekspor yang masih tinggi, transaksi pembayaran juga masih dilakukan melalui pihak ketiga. Akibatnya, biaya yang dikeluarkan Indonesia menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, Indonesia berharap ada penurunan tarif ekspor ke Iran.
 
"Pada perundingan kali ini,pembahasan masuk pada isu yang paling substansial, yaitu pembahasan modalitas dan produk yang akan dimintakan penurunan tarifnya," kata Made, lewat keterangan pers yang diterima Republika.co.id
 
Made sendiri bertindak sebagai ketua tim perunding Indonesia-Iran PTA. Adapun delegasi Iran dipimpin oleh Deputi Pengembangan Ekspor, Kementerian Perindustrian, Pertambangan dan Perdagangan Iran, Mirhadi Seyedi.
 
Bagi Indonesia, Iran merupakan mitra dagang potensial dalam memperluas akses pasar dikawasan Timur Tengah. Selama periode 2013-2016, neraca perdagangan Indonesia-Iran selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia. Pada 2016, nilai ekspor Indonesia ke Iran mencapai 235,19 juta dolar AS. Sementara,impor Indonesia dari Iran mencapai 103,4 juta dolar AS.
 
Selama periode Januari-Juli 2017, total perdagangan Indonesia-Iran meningkat 201,82 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2016.Komoditas ekspor utama Indonesia ke Iran adalah kertas dan produk kertas, serta minyak kelapa sawit. Sedangkan komoditas impor Indonesia dari Iran adalah minyak bumi, gipsum, produk dari besi atau baja dan sulfur.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement