Selasa 26 Sep 2017 10:48 WIB

Ekspansi Bisnis, Islamic Finance Perkenalkan Logo Baru

Rep: Binti Sholikah/ Red: Elba Damhuri
Logo baru IFIL
Foto: IFIL
Logo baru IFIL

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Finance and Investment Ltd (IFIL) memperkenalkan logo baru di Hotel Purbani International di Dhaka, Bangladesh, Senin (25/9), waktu setempat. Langkah tersebut guna mendorong perusahaan untuk lebih meningkatkan investasi dan ekspansi bisnisnya ke depan.

Saat peresmian logo baru ini, Ketua Islamic Finance and Investment Ltd (IFIL), Abu Quasem Haider, mengatakan pemerintah harus merumuskan undang-undang syariah untuk mengatur perbankan dan pembiayaan syariah yang berkembang pesat di Bangladesh. "Akan sulit bagi regulator untuk memastikan disiplin dan perluasan pembiayaan syariah tanpa hukum syariah," kata dia seperti dikutip dari The Daily Star, Selasa (26/9).

Menurut Haider, lembaga keuangan non-bank yang memulai perjalanannya pada 2001 tersebut mengubah logo untuk mengubah citra dirinya sendiri. Dia mengatakan perusahaan tersebut memiliki enam cabang di seluruh negeri dan investasi senilai 1.000 crore (setara satu triliun rupee). "Kami akan meningkatkan investasi kami mencapai 2.000 crore (setara dua triliun rupee) dalam dua tahun ke depan," ungkapnya.

Haider menambahkan Islamic Finance mengumumkan dividen yang cemerlang pada saat sektor perbankan terkena dampak korupsi. "IFIL mengumumkan dividen 14 persen tahun lalu dan akan memberi lebih banyak dividen di tahun depan," jelas dia.

Direktur Pelaksana IFIL, AKM Shahidul Haque, menyatakan perusahaan telah melalui restrukturisasi internal dengan fokus khusus pada sumber daya manusia dan manajemen risiko. Kata Haque, perusahaan juga telah mengambil langkah membeli perusahaan investasi untuk meningkatkan partisipasinya di pasar saham.

Aset keuangan syariah global terus mengalami pertumbuhan di tengah arus krisis keuangan global di Amerika dan Eropa. Laporan Keuangan Islam Global (Global Islamic Financial Report--GIFR) 2017 menyatakan aset keuangan Islam dunia tumbuh 7 persen, mencapai 2,293 triliun dolar AS pada 2016. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement