Sabtu 23 Sep 2017 17:52 WIB

Menhub Siapkan 5 Bandara Antisipasi Gunung Agung

Red: Nur Aini
Siluet Gunung Agung di pulau Bali terlihat dari pinggiran pantai Ampenan, Mataram, NTB, Kamis (21/9). Status aktivitas Gunung Agung ditingkatkan dari level
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Siluet Gunung Agung di pulau Bali terlihat dari pinggiran pantai Ampenan, Mataram, NTB, Kamis (21/9). Status aktivitas Gunung Agung ditingkatkan dari level

REPUBLIKA.CO.ID, PEMALANG -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah menyiapkan lima bandar udara untuk mengantisipasi adanya gangguan penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali akibat aktivitas Gunung Agung meningkat.

"Kami sudah siapkan bandara di sekitar Bali," katanya kepada wartawan, usai dialog bertema Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla, di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (23/9).

Ia mengatakan bandara yang disiapkan itu adalah di Lombok, Makassar, Banyuwangi, Surabaya, dan Malang.

Kendati demikian, dia berharap Gunung Agung tidak meletus agar tidak mengganggu penerbangan dan sektor pariwisata di Bali.

Sejauh ini, ia mengatakan penerbangan di Bali masih normal kendati terjadi peningkatan aktivitas Gunung Agung.

Sebelumnya, pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menyatakan penerbangan di bandara setempat tidak terpengaruh dengan peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Agung yang telah menjadi level awas. "Sampai saat ini penerbangan masih normal," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim, di Denpasar, Sabtu. Pihaknya menjalin komunikasi intensif dengan instansi terkait untuk memantau kondisi terakhir, setelah peningkatan status aktivitas vulkanik gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu.

Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani menyatakan status Gunung Agung di Karangasem naik dari siaga (Level III) menjadi awas (Level IV) terhitung mulai Jumat (22/9) pukul 20.30 WITA. "Melihat perkembangan kondisi terakhir Gunung Agung yang apinya sudah tinggi dan peningkatan kegempaannya juga sangat luar biasa, maka kami tingkatkan statusnya dari Siaga atau Level III menjadi Awas atau Level IV," katanya.

Dengan peningkatan status itu maka wilayah steril yang semula untuk radius enam kilometer dari puncak gunung itu diperluas menjadi radius sembilan kilometer, lalu ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya. Warga yang bermukim di sekitar kaki gunung tertinggi di Bali itu mulai mengungsi. Sedikitnya di 50 titik pengungsian tersebar di Kabupaten Buleleng, Klungkung, dan Karangasem.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement