Jumat 22 Sep 2017 20:04 WIB

Bulog Diminta Tingkatkan Kapasitas Simpan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Friska Yolanda
Petugas menata produk Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) 'Beras Kita' dan gula 'Manis Kita' di gudang Bulog, Jakarta, Selasa (14\2).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Petugas menata produk Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) 'Beras Kita' dan gula 'Manis Kita' di gudang Bulog, Jakarta, Selasa (14\2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron meminta Bulog meningkatkan kapasitas simpannya. Ia menyebut, idealnya Bulog memiliki stok 20 persen dari kebutuhan pangan nasional. Namun, menurutnya, rata-rata stok pangan yang dimiliki Bulog saat ini hanya sekitar delapan persen.

"Ini untuk cadangan kalau sewaktu-waktu terjadi sesuatu pada pangan kita," ujar Herman saat menghadiri forum diskusi untuk membahas evaluasi kebijakan pangan di kantor pusat Bulog, Jakarta, Jumat (22/9).

Ia kemudian mengkritisi Bulog yang kerap mengeluarkan pernyataan bahwa stok pangan aman lima sampai enam bulan ke depan. Padahal, kata Herman, stok bahan pangan yang dimaksud adalah beras sejahtera (rastra) yang merupakan jatah khusus bagi keluarga prasejahtera, bukan cadangan beras untuk konsumsi nasional. 

"Ini yang sering disalahtafsirkan. Mungkin kalau untuk nasional hanya cukup 20 hari," ujarnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti menyebut saat ini total kapasitas gudang milik Bulog sebesar 3,9 juta ton. Jumlah ini lebih tinggi dari rata-rata konsumsi nasional yang sebesar 3 juta ton per bulan.

Saat ini, menurut Djarot, Bulog memiliki cadangan beras sebanyak 1,6 juta ton. Jumlah tersebut terdiri dari rastra, cadangan pangan dan beras untuk komersil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement