Kamis 21 Sep 2017 10:24 WIB

PLN Bangun Transmisi Jalur Utara Jawa

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
 Pekerja sedang melakukan pemasangan menara Saluran Tegangan Tinggi (Sutet) listrik di Kampung Dua, Bekasi, Senin (12\5).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pekerja sedang melakukan pemasangan menara Saluran Tegangan Tinggi (Sutet) listrik di Kampung Dua, Bekasi, Senin (12\5).

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Perusahaan Listrik Negara membangun tranmisi untuk jalur utara Jawa yang ditargetkan selesai pada 2019 mendatang.

General Manager PLN Unit Induk Jawa Bagian Tengah II (UIP JBT II), Amihwanuddin mengatakan, konsumsi listrik Indonesia per kapita saat ini baru mencapai 800 kilowatt per jam (kwh) per tahun. Angka tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka konsumsi listrik per kapita Malaysia yang sudah mencapai 2.500 kwh per tahun. Apalagi Singapura yang saat ini berada di atas 2.500 kwh per tahun.

Untuk mendorong konsumsi listrik, pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur kelistrikan, melalui program 35 ribu mega watt (MW). Hanya saja program 35 ribu MW ini tidak cukup dengan pembangunan sejumlah pembangkit baru.

"Namun juga penting dukungan jaringan transmisi dan gardu induk," ungkapnya di sela ground breaking pembangunan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 500 kilo volt (kV) Ungaran - Batang, di Langensari, Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (20/9).

Ia menjelaskan, SUTET 500 kV tidak hanya melintasi Ungaran hingga Batang. Infrastruktur ini merupakan bagian dari transmisi jalur utara Jawa dan melintasi 21 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat.

SUTET 500 kV ini bakal menjadi tulang punggung sistem kelistrikan Jawa-Bali yang akan mengevakuasi daya listrik yang akan dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit listrik yang saat ini juga sedang dalam pembangunan. Pembangkit tersebut antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa Tengah berkapasitas 2 X 1.000 MW di Batang, PLTU Indramayu dan Tanjung Jati B di Jepara. "Jadi bukan pembangkit listrik saja yang dibangun, tetapi harus selaras dengan ketersediaan jaringan transmisi dan Gardu Induk," ujarnya.

Amihwanuddin menambahkan, dalam mendukung hal ini tugas PLN UIP JBT II adalah melaksanakan pembangunan transmisi dan gardu induk untuk Jalur Utara Jawa ini bisa rampung tepat waktu. Sehingga pada saat pembangkit baru beroperasi, infrastruktur kelistrikan ini telah siap digunakan dan daya listrik dapat dievakuasi menuju ke pusat beban pada pelanggan. "Harapan kami,proyek transmisi jalur utara Jawa ini bisa rampung awal tahun 2019 nanti guna meningkatkan tingkat konsumsi listrik Indonesia per kapita per tahun," ujarnya.

Manajer PLN Unit Pelaksana Pemeliharaan (UPP) 3 Semarang, Sih Riyanto menambahkan, pembangunan SUTET 500 kV ini akan dibagi dalam beberapa section (seksi). Seksi 1 meliputi Tanjung Jati - TX Ungaran, Seksi 2 Ungaran- Batang, Seksi 3 Batang- Mandirancan 1, Seksi 4 Batang- Mandirancan 2, Seksi 5 Mandirancan-Indramayu dan Seksi 6 Indramayu- Cibatu Baru. Seluruh seksi ini akan menghubungkan pembangkit listrik dari PLTU Tanjung Jati B, PLTU Jawa Tengah (Batang), PLTU Indramayu sampai dengan GITET Cibatu Baru.

Secara teknis, tapak tower yang akan dibangun untuk SUTET 500 kV memerlukan lahan 784 meter persegi. "Sesuai dengan tipe towernya yang memiliki ketinggian sekitar 50 meter Jarak antar-tower SUTET mencapai sekitar 450 meter," kata Riyanto.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement