Rabu 20 Sep 2017 09:27 WIB

Laba FedEx Anjlok Setelah Serangan Siber

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Logo Fedex memiliki gambar panah tersembunyi.
Foto: theoveranalyzed.net
Logo Fedex memiliki gambar panah tersembunyi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pengiriman paket FedEx Corp mengalami penurunan laba sekitar 300 juta dolar AS akibat serangan siber yang terjadi di Belanda pada Juni 2017 lalu. Serangan siber tersebut juga telah mengurangi 79 sen dari keuntungan per saham.

"Dampak serangan siber terhadap anak perusahaan kami TNT Express mengurangi pendapatan kuartalan kami, dan kami berencana untuk melakukan mitigasi," ujar Chief Financial Officer FedEx Alan Graf dilansir Reuters, Rabu (20/9).

Pada 29 Juni 2017 telah terjadi serangan virus NotPetya yang merusak sistem komputer. Serangan siber ini melumpuhkan bisnis logistik dan bisnis lainnya. FedEx mencatat, laba bersih kuartal I/2017 sebesar 536 juta dolar AS turun 16 persen dari periode yang sama pada tahun lalu yakni 715 juta dolar AS.

Sebagian besar layanan unit TNT Express di Belanda memang telah pulih. Namun, volume dan pendapatan masih belum membaik. FedEx menurunkan perkiraan laba per saham pada 2018 di kisaran 11,05 dolar AS sampai 11,85 dolar AS, dari kisaran sebelumnya 12,45 dolar AS sampai 13,25 dolar AS.

FedEx akan meningkatkan tarif pengiriman Express, Ground, dan Home Delivery rata-rata 4,9 persen per 1 Januari 2018. Kenaikan harga ini karena meningkatnya biaya pengiriman dan pajak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement