Kamis 14 Sep 2017 14:53 WIB

Industri Film dan Pertelevisian Inggris Terancam Rugi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Gita Amanda
Televisi. Ilustrasi
Foto: Ubergizmo
Televisi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Industri pertelevisian Inggris terancam mengalami kerugian sebesar satu miliar poundsterling, menyusul adanya rencana Komisi Eropa mengembangkan peraturan baru mengenai perizinan layanan televisi online. Industri televisi Inggris setiap tahun mendapatkan keuntungan sebesar satu miliar poundsterling dari penjualan tayangan televisi mereka ke industri pertelevisian yang memiliki hak siar di Eropa.

Sejumlah kritikus berpendapat, usulan Komisi Eropa tersebut dapat mengancam keberlangsungan industri pertelevisian Inggris. Kelompok lintas partai dari tujuh anggota parlemen telah mengirimkan surat kepada Pemerintah Inggris untuk menyikapi terhadap rencana perizinan layanan televisi online.

"Kami mendesak agar pemerintah memiliki posisi yang jelas mengenai aspek-aspek Komisi Eropa yang dapat mengancam industri film dan televisi di masa depan, pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk mendukung sektor pertelevisian Inggris," ujar kelompok lintas partai tersebut dalam isi suratnya seperti yang dilansir dari The Guardian, Kamis (14/9).

Eropa merupakan pasar terbesar kedua untuk ekspor tayangan televisi Inggris. Ekspor film Inggris ke Eropa setiap tahun mencapai dua miliar poundsterling. Jika pendapatan penjualan film dan tayangan televisi di Inggris turun, maka puluhan ribu tenaga kerja terancam kehilangan pekerjaan.

Anggota parlemen Inggris menyatakan, Pemerintah Inggris perlu mengikuti jejak Perancis, Spanyol, dan Italia yang telah menyatakan keberatan dengan usulan Komisi Eropa tersebut karena akan berdampak pada industri film dan televisi domestik. Mundurnya Inggris dari Uni Eropa tidak akan berpengaruh terhadap industri film dan pertelevisian Inggris. Sebab, industri film dan pertelevisian Inggris masih akan mendistribusikan konten di pasar Eropa dan terlibat dalam produksi bersama dengan sejumlah mitra di Eropa.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement