REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak global berakhir lebih rendah pada Jumat (8/9) atau Sabtu (9/9) pagi WIB, karena Badai Irma - salah satu badai paling kuat dalam satu abad terakhir, melaju menuju negara bagian Florida, Amerika Serikat.
Irma, badai besar kedua yang mendekati Amerika Serikat dalam dua minggu ini, telah membunuh 14 orang dan menghancurkan pulau-pulau di Karibia, bisa melumpuhkan kilang-kilang dan menyebabkan kekurangan bahan bakar dalam beberapa hari ke depan. Statistik menunjukkan pendahulu Badai Irma, Harvey telah menyebabkan penutupan terhadap seperempat kilang-kilang AS.
Para analis mengatakan harga minyak turun akibat aktivitas penyulingan rendah menyusul Badai Harvey, yang secara tajam mengurangi permintaan minyak mentah.
Sementara itu, meningkatnya persediaan AS juga membebani pasar. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Kamis (7/9) bahwa stok minyak mentah AS meningkat 4,6 juta barel pekan lalu, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 4,0 juta barel.
Patokan AS, minnyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 1,61 dolar AS menjadi menetap di 47,48 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, turun 0,71 dolar AS menjadi ditutup di 53,78 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.