Rabu 06 Sep 2017 17:34 WIB

Tingginya Harga Gabah Petani Pengaruhi Serapan Bulog

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Petani menjemur gabah di pantai Pamayangsari, Kabupaten Tasikmalaya. Jawa Barat. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/ Edi Yusuf
[ilustrasi] Petani menjemur gabah di pantai Pamayangsari, Kabupaten Tasikmalaya. Jawa Barat. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Tingginya harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu berpengaruh terhadap serapan yang dilakukan oleh Bulog Kabupaten Indramayu. Kerja sama dengan Tim Serap Gabah Petani (Sergap) pun terus dijalin untuk mencapai target tersebut.

Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Asep Buhori, menjelaskan, target serapan Bulog pada tahun ini mencapai 114 ribu ton setara beras. Dari jumlah itu, hingga saat ini sudah tercapai 52 ribu ton setara beras. "Harga gabah di tingkat petani cukup berpengaruh (terhadap serapan Bulog)," ujar Asep, dalam pesan singkatnya kepada Republika, Rabu (6/9).

Harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu memang tinggi. Untuk harga gabah kering panen (GKP), saat ini mencapai Rp 4.500 – Rp 4.800 per kg. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani telah menembus Rp 5.800 – Rp 6.000 per kg.

Harga di tingkat petani itu jauh lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP). Berdasarkan Inpres No 5 Tahun 2015, untuk GKP, HPP-nya hanya Rp 3.700 per kg. Sedangkan HPP GKG sebesar Rp 4.600 per kg di tingkat penggilingan dan Rp 4.650 per kg di gudang Bulog.

Asep mengatakan, meski harga gabah di tingkat petani tinggi, dirinya tetap optimistis bisa mencapai target yang telah ditentukan. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut di antaranya dengan terus menjalin kerja sama dengan mitra dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) serta TNI sebagai Tim Sergap.

Sementara itu, meski target serapan Bulog pada tahun ini masih belum terpenuhi, kebutuhan penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) di Kabupaten Indramayu tetap aman. Adapun, kebutuhan raskin di Kabupaten Indramayu mencapai 2.417.415 kilogram per bulan.

Terpisah, Wakil Ketua Kontak Tani Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang menjelaskan, tingginya harga gabah terjadi akibat berakhirnya musim panen gadu (kemarau). Sedangkan, musim tanam rendeng (penghujan), baru akan dimulai pada Oktober/November. "Tingginya harga gabah di tingkat petani juga disebabkan produksinya yang berkurang akibat serangan hama, terutama hama kerdil hampa (klowor) dan wereng," kata Sutatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement